Dua tahun lebih situasi pandemi mengubah lanskap usaha kuliner di Indonesia dan juga manca negara. Bukan hanya tren makanan favorit masyarakat yang bergeser, tapi juga bagaimana masyarakat memilih untuk menikmati hidangan favorit mereka pun turut berubah.
Masyarakat kini lebih banyak dan juga didorong untuk menggunakan metode pembayaran elektronik saat membayar pesanan makanan. Selain kemudahan dan keamanan, faktor promosi yang variatif, membuatnya jadi metode pembayaran paling disukai dibandingkan dengan bayar tunai.
Mengutip laporan salah satu start up Grabfood, angka pertumbuhan bisnis F&B aktif bulanan di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 65% pada tahun 2020. Angka itu dibandingkan dengan tahun 2019.
Dalam pandangan Ir.Petrus Gandamana MM, yang banyak terlibat menjadi mentor usaha startup kuliner dan teknikal F&B serta juga sebagai pembicara dalam berbagai event dan seminar tentang bisnis UMKM, bahwa dalam menjalankan bisnis kuliner, tentu saja kualitas produk dan bahan makanan pembuatannya menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.
Jika tidak memperhatikan kualitas produk pangan yang digunakan, tentu akan merusak reputasi. Ini tidak bisa dibiarkan jika usaha memamng ingin bertumbuh secara jangka panjang. "Harus ada prinsip dan filosofi yang tegas dan jelas dari pemilik usaha mengenai bagaimana nilai-nilai unggul usahanya dalam melayani pelanggan,"tegas Petrus
Menjaga kualitas produk ini bisa dimulai dari pemilihan pemasok bahan dan alat-alat dengan reputasi baik, yang bisa didapat dengan rekan bisnis yang juga menjalan bisnis kuliner. Hal ini untuk mendapat gambaran dari kualitas yang ditawarkan. "Selain itu, kualitas produk juga bisa ditingkatkan dari ragam dan keunikan sajian menu yang ditawarkan, baik yang regular maupun yang seasonal,"lanjut Petrus.
Mencermati
Dalam mengembangkan bisnis kuliner untuk bisa jadi lebih baik, tentu saja kita perlu memperhatikan apa yang konsumen inginkan. Secara mudah tentu bisa menanyakan langsung terkait kritik dan saran dari konsumen, terutama pelanggan setia.
Namun, alangkah baiknya juga perlu mencermati kebiasaan konsumen tetap ketika mereka berkunjung ke restoran atau kafe yang Anda miliki. Anda bisa memberikan sentuhan personalisasi kepada konsumen tetap ini. Hal tersebut dengan mudah bisa diaplikasikan dengan cara menawarkan menu favorit mereka terlebih dahulu.
Meskipun bukan hal yang dirasa signifikan, hal tersebut bisa membuat konsumen menilai bahwa bisnis kuliner Anda cukup memerhatikan kebiasaan konsumen, dan kemungkinan dapat menyentuh hati pelanggan tetap Anda, karena pemahaman akan kebiasaan mereka.
Selain itu, mengetahui adanya personalisasi dari layanan yang ditawarkan, bisa saja pelanggan setia itu mendatangkan konsumen potensial lainnya, yang akan membantu mengembangkan bisnis kuliner kita jadi lebih kuat.