Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bagaimana Tren Bakery 2023 Meningkatkan Penjualan Usaha Kuliner?

1 Januari 2023   12:10 Diperbarui: 1 Januari 2023   12:21 3193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak hanya mengikuti tren, diperlukan juga kreativitas untuk memikat konsumen (Foto : Barecamedia)

Konsumen saat ini menjadi semakin peduli dengan kesehatan mereka dan apa yang mereka makan. COVID-19 telah membawa banyak perubahan preferensi dalam konsumsi makanan.

Belakangan ini semakin banyak konsumen makanan yang ingin mengurangi jumlah asupan gula yang mereka konsumsi dalam diet mereka untuk menghindari resiko penyakit diabetes. Oleh karena itu, akan ada peningkatan permintaan untuk produk dengan kandungan gula rendah. Mengurangi jumlah gula dalam isian kue dan roti berpotensi membantu industri roti memanfaatkan tren kesehatan yang sedang berkembang.

Juga adanya tren yang menaik dalam hal mengonsumsi produk yang hanya berbasis tumbuhan, atau sering disebut vegan, yang meniadakan telur, susu dan mentega serta tentunya daging, dalam sepotong roti atau kue.

Perubahan preferensi dalam konsumsi makanan ini akan memberi warna pada tren bakery 2023. Hal itu sekaligus akan memicu kreativitas industru bakery untuk merespon perubahan tersebut.

Umur Simpan Produk

Selama tiga tahun terakhir pandemi Covid-19 telah berdampak penting pada usaha produksi roti. Banyak pembuat roti mengalami masa-masa sulit selama puncak pandemi karena penjualan yang tidak memadai dan kekurangan tenaga kerja. Pembuat roti skala kecil adalah yang paling terpengaruh oleh pembatasan tersebut karena terbatasnya jumlah tenaga kerja dan jangkauan distribusi.

Karena pandemi global, konsumen telah mengurangi frekuensi kunjungan ke supermarket. Roti dan produk makanan panggang lainnya adalah barang yang disukai orang untuk disimpan di rumah jika persediaan berkurang. Hal ini karena dengan pemanggangan kandungan air berkurang sehingga memperpanjang umur simpan produk.

Dalam proses ini, produk dengan umur simpan yang lebih lama semakin disukai. Cara termudah untuk memperpanjang umur simpan produk roti, selain dengan pemanggangan  juga melakukan proses pembekuan produk makanan. Diamati dalam skala global bahwa ada permintaan besar untuk produk ini dalam dua tahun terakhir.

Lebih Bergizi

Meningkatnya tren nutrisi alami, kesehatan, dan produk organik telah secara signifikan meningkatkan permintaan produk roti gandum, rendah kalori, alami, dan bebas bahan aditif.

Peningkatan penjualan roti dari bahan gandum gilingan kasar, roti bekatul, dan produk roti bebas gluten dalam beberapa tahun terakhir merupakan indikator penting dari tren kesehatan di pasar ini. Meningkatnya ketersediaan produk roti khusus tersebut akan semakin mendorong pertumbuhan pasar.

 Newstalgia

Satu hal yang menarik lainnya adalah kesamaan pendapat akan berkembangnya tren Newstalgia, yaitu suatu konsep bahwa rasa klasik mendorong terciptanya produk baru. Sentuhan baru pada konsep yang sudah dikenal memungkinkan konsumen untuk menikmati pengalaman yang disukainya sejak masa kanak-kanak, sambil mencoba sesuatu yang baru..

Newstalgia ini memberi peluang bagus bagi koki dan pembuat roti untuk menjelajahi produk lokal, menjaga rasa tetap dekat dengan rumah, tetapi tetap menambahkan elemen baru bagi mereka yang mencari pengalaman unik.

Foto : Barecamedia
Foto : Barecamedia
Istilah itu berasal Rob Corliss, koki dan pendiri konsultan kuliner ATE. Dia berkata, "Gen Z dan generasi muda milenial mengukir definisi sendiri, tentang bagaimana mereka mendefinisikan nostalgia dan keaslian yang dirasakan dari pengalaman makanan dan minuman mereka."

"Meskipun nostalgia telah menjadi tren utama dalam satu tahun terakhir, konsumen saat ini, terutama generasi muda, mendekati tradisi dengan cara yang berbeda," jelas Jacqui Passmore, manajer pemasaran Inggris dan Irlandia di Dawn Foods, seperti dilansir bakeryinfo.

"Untuk memenangkannya, pembuat roti perlu menggabungkan hal yang lama dan yang baru dan memberikan sentuhan baru pada favorit yang sudah lama ada."

Namun tetap dibutuhkan sentuhan visual agar produk dan sajian terlihat lebih menarik, karena soal rasa tidak akan berubah setiap tahunnya. Visual yang menarik akan membuat orang tertarik untuk membelinya.

Merangkum Trend Bakery 2023

Petrus Gandamana (kiri) bersama para Jurnalis Internasional di Pameran Bakery Cafe Gelato, di Sigep Italia, Januari 2020 (Foto : Dok.Petrus G) 
Petrus Gandamana (kiri) bersama para Jurnalis Internasional di Pameran Bakery Cafe Gelato, di Sigep Italia, Januari 2020 (Foto : Dok.Petrus G) 
Menurut Ir.Petrus Gandamana, MM yang Pendiri dan Pengelola BARECA (Bakery-Restaurant-Caf) Media, suatu perusahaan yang menyediakan informasi referensi kuliner dan penyediaan jasa konsultasi dan pelatihan kuliner di Jakarta,  ada beberapa faktor yang mempengaruhi trend Bakery di tahun 2023,  yaitu :
  • Pulihnya mobilitas masyarakat pasca pandemi Convid-19, dimana kunjungan tidak dibatasi lagi ke berbagai area pusat kuliner dan di area wisata pulih.

  • Meningkatnya keyakinan masyarakat untuk membelanjakan uangnya pada saat menjelang Lebaran 2023, saat masa libur sekolah dan Natal Tahun Baru (Nataru) di 2023 nanti.

  • Selalu ter-update dengan informasi yang terkini di masyarakat, terutama kaum muda (usia di bawah 35 tahun) untuk mencoba dan menikmati hal-hal baru, baik yang dari luar negeri maupun dalam negeri. Mereka terupdate secara digital, atau dengan berwisata ke luar negeri maupun menikmati oleh-oleh pemberian dari orang lain (sahabat/saudara).

Bagaimana tren hadir dapat dihadirkan di bakery-bakery sehingga menjadi pilihan pasar dan meningkatkan penjualan usaha bakery?

Menurut Ir Petrus Gandamana MM, yang juga menjadi pengajar kuliner untuk lebih dari 14 ribu peserta Kartu Prakerja tahun 2022 lalu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti :

  • Melalui kegiatan pelatihan di lembaga-lembaga pelatihan yang memiliki pengajar terkini, kredibel, dan memiliki kompetensi. Lembaga pelatihan tersebut harus memiliki sarana atau fasilitas pelatihan yang sesuai untuk kebutuhan produksi di bakerya-bakery.

  • Mengunjungi pameran-pameran negara rujukan tren bakery Asia seperti Taiwan, Jepang, Korea. Ini memang membutuhkan bujet, namun hasil kunjungan dengan melihat, merasakan, berdiskusi dengan pelaku usaha dan para professional bakery manca negara, tentunya akan menjadi investasi penting dan berharga bagi usaha.

  • Mengupdate diri dengan membaca dan melihat informasi yang disediakan oleh media informasi kredibel dan yang sudah dipercaya lama oleh banyak pelaku usaha dan perusahaan-perusahaan pangan besar. Untuk referensi rujukan bakery, restoran, kafe seperti Bareca (www.barecamedia.com) yang memiliki jaringan ke EO pameran di luar negeri dan nara sumber yang luas, para profesional Baker dan Chef internasional, dapat menjadi rujukan penting.

  • Memiliki Konsultan bisnis bakery internasional yang memiliki klien perusahaan nasional dan global seperti BARECA Media yang dikelola Ir.Petrus Gandamana MM, dengan pengalaman luas di bidang marketing dan mentor usaha kuliner, tentu akan meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha melalui hadirnya inovasi produk dan layanan.

Lebih lanjut ayah dua anak yang sering menjadi juri di kompetisi kuliner beberapa negara,  dalam menjawab tantangan tren yang ada dan bisa mengikutinya dengan sukses seghingga usaha makin bertumbuh, maka butuh beberapa hal yang perlu ada di perusahaan :

  • Memiliki sumber daya manusia yang handal dan terampil dengan motivasi yang kuat untuk selalu mengikuti dinamika pasar.
  • Memiliki sarana produksi yang sesuai dan berkualitas agar hasil produksi tetap konsisten dan berkualitas sesuai permintaan pasar.

  • Mendapat pasokan bahan baku yang berkualitas tinggi dan kontinyu agar produk terjamin tersedia di outlet-outlet, terutama saat musim hari raya atau musim liburan.

  • Memiliki dan membiayai promosi untuk mengkampanyekan produk agar berjalan masif.

Tren bakery pada 2023 pada dasarnya menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi  pelaku usaha kuliner, baik skala besar maupun kecil, untuk meraih daya ungkit bagi pertumbuhan perusahaan. Tinggal bagaimana pelaku usaha menyikapinya, melaksanakannya dengan sungguh-sungguh secara konsisten.

Kepingan semangat belanja masyarakat di ujung tahun 2022 mungkin bisa menjadi pegangan untuk memulai tahun 2023 dengan semangat. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun