Sisi lain yang juga perlu dibenahi adalah jalur pembinaan yang saat ini berjalan yakni berbasis pada regional (regional base) dan klub (club base).
Apakah anak-anak itu dibina mau ke EPA (Elite Pro Academy), Porda, Popda atau PON?
"Ini harus disinkronkan semua jalurnya, misalnya pembinaan club base untuk usia ganjil sedangkan regional base usia genap. Namun ini juga tak mudah karena dalam realisasinya tetap bertabrakan, termasuk juga tanggungjawb regional base di bawah usia 16 tahun," jelasnya.
Belum lagi berbicara soal data base, yang ironisnya belum juga tergarap baik hingga saat ini. Sesuatu yang sudah digembor-gemborkan sejak lama. Akibatnya, pelatih timnas berbagai kelompok usia sering bingung untuk mencari pemain.
"Bagaimanapun kendala yang ada kita tak boleh menyerah. Tetap berusaha memperbaiki berbagai kekurangan yang ada. Banyak potensi di daerah-daerah. Pembinaan di daerah harus tetap berjalan meski masih kurang dilirik. Ada tanggungjawab besar di situ bagi kemajuan sepakbola Indonesia," tegas Wahyudi Kurniawan. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H