Kebanyakan negara masih menganggap program pengembangan akar rumput sebagai kewajiban,bukan kesempatan
(Tom Byer, tokoh di balik kesuksesan sepakbola Jepang)
Ketika tim nasional Indonesia U-19 dan U-23 menggelar pusat pelatihan (TC) di Korea Selatan pada April 2022 ada yang menjadi sorotan Sports Donga, salah satu media di negeri ginseng itu.
Meski menyandang nama timnas ternyata para pemain masih harus belajar latihan dasar sepakbola. Coach timnas, Shin Tae-yong memberikan pelajaran menyundul, menembak dan passing.
Pemilihan TC di Korsel itu berdasar pada dua hal. Pertama, Shin Tae-yong ingin membentuk mental para pemain agar bisa seperti pemain Korsel. Kedua, cuaca yang sangat dingin dapat membuat fisik yang kuat yakni bisa melawan cuaca.
Pelajaran dasar bagi mereka yang menyandang gelar sebagai pemain timnas terasa ironis. Tapi itu kenyataan yang ada. Kenyataan yang makin membuka mata kita bahwa ada yang salah pada pembinaan usia dini di negara ini.
Kekeliruan yang tak hanya pada sosok pelatih tapi juga banyak faktor seperti kualitas lapangan, pola pikir orangtua pemain dan lainnya. Semuanya merupakan mata rantai yang punya banyak kaitan.
"Untuk melahirkan pemain seperti Son Heung-Min (striker Korea Selatan yang meraih sepatu emas bersama Mo Salah di Liga Premier Inggris) butuh proses panjang. Kita berinvestasi pada pembinaan usia 8, 10 dan 12 tahun, tidak bisa memetik hasil dalam sekejap. Hasilnya akan terlihat 5 tahun ke depan," kata Ketua Askab (Asosiasi Kabupaten) PSSI Sleman, Wahyudi Kurniawan beberapa waktu lalu.
Sambil menikmati jajanan pasar dan kopi, ayah dua anak yang akrab disapa WK Â menegaskan bahwa pembinaan sepakbola usia dini bukan hal mudah.
"Kita harus benar-benar istiqomah. Dibutuhkan keikhlasan, kesabaran karena ada proses yang dilalui, dengan hasil yang tidak instan. Membina pemain muda tak ubahnya menyusuri jalan senyap,"tambah WK.
Pemilik grup Planet Biru, kelompok bisnis yang bergerak di beberapa sektor bisnis itu memberi contoh bagaimana pembinaan usia dini di Korea Selatan. Banyak hal yang dipelajarinya saat mengikuti pertandingan persahabatan dengan tim dari lima negara.
WK bersama Tim Akademi Sepakbola Nusantara (Astara) baru mengikuti pertandingan persahabatan dengan tim U-12 Kota Chuncheon, Provinsi Gangwon, Korea Selatan pada 7-12 Juni 2022.