"Pemerintah nantinya akan menyiapkan fasilitas pemusatan latihan jelang Piala Dunia Amputasi 2022, akomodasi yang dibutuhkan selama di Turki, serta kebutuhan ahli nutrisi untuk para pemain," kata Amali saat menerima kedatangan Timnas PSAI di Wisma Kemenpora, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Pernyataan Menpora itu jelas melegakan, meski hal itu semestinya dilakukan sebelum timnas ke Bangladesh.
Dukungan terhadap timnas ke Piala Dunia 2022 di Turki juga harus ditunjukkan oleh para kepala daerah, terutama tempat asal para pemain timnas. Mereka juga membawa nama daerahnya.
Menurut Arief Perdana Kusuma, raihan prestasi timnas saat ini bisa menjadi momentum berkembangnya sepakbola amputasi di daerah-daerah. Penyandang disabilitas pun punya kesempatan yang sama untuk menyalurkan hobi dan bakatnya.
Saat ini, selain perlunya bantuan dari pemerintah, kendala lain yang dihadapi adalah tempat latihan yang memadai dan perlatan tongkat yang mahal bagi pemain. Tongkat itu diimpor, yang memang dibuat sesuai dengan kebutuhan pemain amputasi.
"Apapun kendalanya, saya berusaha maksimal demi tim agar bisa berangkat ke Turki," kata Arief tentang persiapan dan kendala yang ada untuk mengikuti Piala Dunia Sepakbola Amputasi 2022 mendatang.
Diperkirakan butuh biaya sekitar Rp 3 miliar untuk memberangkatkan 14 pemain dan ofisial tim.
Semoga para pemain timnas Amputasi Indonesia tak lagi berjalan sendiri di lorong sunyi usai mereka mempersembahkan prestasi. ***
Sekilas PSAI
Federasi ini menjadi pusat pembinaan sepak bola bagi disabilitas fisik, yakni amputasi kaki, tangan, dan les autres (atlet dengan disabilitas yang tidak termasuk dalam kategori lain). Para disabilitas punya hak untuk menyalurkan minat dan bakatnya di sepakbola. Hal itu sebagai bentuk dari persamaan kesempatan mengembangan diri dan berprestasi.
Selain itu, PSAI juga ingin mempopulerkan sepakbola amputasi di Indonesia. Sehingga bisa dihilangkan pandangan masyarakat yang masih menilai amputasi/disabilitas sebagai orang yang sakit atau lemah.
Menumbuhkan kepercayaan diri, mental dan kuat itu diimplementasikan dalam kompetisi yang jadi wadah bagi para penyandang disbilitas yakni Liga 1 Amputasi Nasional. Sempat digelar di Jember, Jawa Timur, diikuti beberapa daerah. Ajang ini juga jadi seleksi pemain Garuda INAF untuk pembentukan timnas.