Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan Memberikan Kelebihan dalam Kekurangan untuk Nadia

11 Maret 2022   01:48 Diperbarui: 11 Maret 2022   05:29 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadia di dapur dengan olahan masakannya. (Foto: Dok.Dian)

Nadia di dapur dengan olahan masakannya. (Foto: Dok.Dian)
Nadia di dapur dengan olahan masakannya. (Foto: Dok.Dian)
Berbagai terapi sudah dilaluinya di usia balita, seperti terapi okupasi, sensor integrasi, wicara dan terapi AVT (Auditory Verbal Therapy).

AVT adalah terapi untuk anak gangguan pendengaran yang mengembangkan kemampuan berkomunikasi nya melalui penggunaan alat bantu dengar, implan koklea, dan FM System dengan penerapan strategi dan teknik auditori verbal bersama orangtua.

"Orangtua dilibatkan saat terapi, jadi tahu bagaimana cara penanganannya. Seperti memberi tahu sesuatu yang tidak hanya sekali saja dilakukan. Contohnya "Nadia, tolong tutup pintu. Itu harus diucapkan beberapa kali sehingga dia mengerti apa yang kita maksudkan,"tutur Hani Dian Indrati, sang ibu mengenang bagaimana saat Nadia menjalani terapi demi terapi. 

"Benar-benar kita harus ekstra sabar. Untunglah anaknya punya kepercayaan diri yang tinggi,"tambah Dian.

Pada diri Nadia, rumah siput-nya tidak sempurna, hanya 1 putaran. Normalnya 2,5 putaran. Alat Bantu Dengar (ABD) biasa tidak membantu, jadi harus dilakukan implant cochlear (pemasangan alat elektronik khusus untuk membantu penderita gangguan pendengaran parah atau tuli agar dapat mendengar.).

Mahalnya biaya implant itu membuat Dian dan suaminya Widiadi Ibrahim harus mengumpulkan uang. Maka baru bisa mengajak puteri keduanya itu melakukan implant untuk telinga kanan saat usia 3 tahun.

"Kalau tidak dioperasi, belum tentu Nadia bisa bicara. Anak bisa bicara karena dia mendengar, dan untuk bisa bicara otot lidah dan syaraf di mulut harus distimulasi dengan berbagai terapi. Contoh seperti meniup dan lain-lain,"kata Dian.

Mencoba untuk mengucapkan satu kata perlu latihan ratusan kali, mungkin ribuan kali. Semua dijalani untuk mengejar ketertinggalan agar Nadia bisa tumbuh normal.

Sedangkan implan kedua di telinga kiri baru dilakukan pada saat Nadia berusia 7 thn.

"Implan yang kedua dari uang warisan. BPJS memang menutupi untuk operasi, tapi itu itu hanya 10% dari biaya alat yang ditanam di telinga Nadia. Apapun, kami bersyukur banyak kemudahan yang diberikan bagi anak itu,"tambah Dian.

Operasi dan pemasangan alat itu itu membuat Nadia bisa berbicara meski tidak selancar anak lainnya yang tidak menderita tuli seperti dia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun