Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akankah Kita Menyaksikan Liga 1 2022 Tanpa Mutiara Hitam?

24 Februari 2022   20:37 Diperbarui: 25 Februari 2022   01:56 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persipura saat menghadapi Persib, 22 Februari 2022. (Foto : LIB)

Tidak terbayangkan kompetisi Liga 1 2022 mendatang akan digelar tanpa Persipura Jayapura.

Mutiara Hitam, julukan Persipura, adalah klub tersukses di era Liga Indonesia. Mereka empat kali menggapai tahta juara pada 2005, 2008/2009, 2010/2011, dan 2013. Tak hanya itu, Mutiara Hitam juga mampu melaju ke babak semi final AFC Cup 2014.

Saat ini kita hanya bisa menanti bagaimana keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terhadap nasib Persipura yang tidak datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (21/2/2022) lalu. Madura United yang jadi lawannya sudah siap di tempat dan melakukan pemanasan Akibatnya laga itu gagal digelar.

Duel kedua tim itu sendiri merupakan partai tunda dari laga yang dijadwalkan 1 Februari 2022 lalu. Namun pertandingan yang dijadwalkan di Stadion Kompyang Sujana itu ditunda berdasarkan hasil Emergency Meeting. Partai tunda itu diputuskan digelar pada 21 Februari 2022.

Menghadapi Madura United yang batal itu merupakan laga ke 27 bagi Persipura. Dalam 25 laga yang sudah dilakoni, Persipura hanya berhasil meraup 22 poin dan masih terdampar di posisi 16 klasemen sementara Liga 1 2021/2022.

Mari kita lihat apa yang terjadi , seperti kronologi yang disampaikan oleh LIB:

1. LIB mengakui adanya pemberitahuan resmi dari Persipura, yang meminta penundaan pertandingan menghadapi Madura United. Surat tertanggal 20 Februari 2022 itu menyebutkan, hasil tes yang dilakukan pada tanggal yang sama menunjukkan 9 personel (3 ofisial dan 6 pemain) Persipura dinyatakan positif.

"Maka kami berkoordinasi dengan LIB untuk dilakukan tes pembanding pada Senin, 21 Februari 2022. Jika hasilnya masih ada beberapa pemain dengan status Positif Covid-19, maka Persipura tidak dapat bertanding. Hal itu terkait jumlah pemain yang banyak berhalangan untuk dimainkan, dan menghilangkan azas fairness," demikian bunyi surat Persipura itu.

2. Tes ulang pun dilakukan oleh LIB dan Satgas Covid-19. Hasilnya adalah terdapat 21 pemain dan 7 ofisial yang negatif. Sedangkan hasil positif pada 6 pemain dan 3 ofisial.

Hasil tes ulang itu membuat LIB menjelaskan dalam suratnya ke Persipura, 21 Februari 2022 bahwa adanya pemain yang negatif dengan jumlah lebih dari 14 orang tidak memerlukan emergency meeting. Pertemuan darurat itu diatur dalam pasal 52 ayat 7 Regulasi BRI Liga 1 2021/2022.

"Dalam keadaan luar biasa, dimana setelah Swab Test Rapid Antigen pada hari pertandingan membuat klub yang akan bertanding hanya menyisakan kurang dari 14 pemain, termasuk satu di antaranya adalah penjaga gawang, maka PT LIB dan PSSI akan segera menggelar rapat darurat untuk memberikan keputusan dalam tempo cepat dan setiap keputusan bersifat final," bunyi Pasal 52 ayat 7 Regulasi BRI Liga 1 2021/2022 yang mengatur mengenai kelanjutan pertandingan jika terkendala pemain terpapar COVID-19.

Keputusan LIB itu semestinya sudah jelas: Persipura tidak bisa menunda pertandingan menghadapi Madura United. Ini karena pemainnya lebih dari 14 orang yang mendapat hasil negatif dari tes ulang.

Beda kasus dengan ditundanya partai antara kedua tim pada 1 Februari 2022. Saat itu Madura United hanya punya skuat kurang dari 14 orang sehingga diadakan rapat darurat yang membuat laga ditunda.

3. Meski LIB sudah jelas memutuskan Persipura harus datang ke stadion melaksanakan pertandingan, tapi tidak memberikan penegasan Mutiara Hitam itu kalah WO alias memberikan kemenangan 3-0 ke Madura United.

Langkah LIB ini bisa diperdebatkan, terkesan gamang atau tidak. Namun LIB punya argumentasi bahwa soal hukuman bagi tim diatur dalam pasal 58 Kode Disiplin PSSI.

Bunyi lengkapnya: "Apabila pertandingan tidak dapat dilaksanakan karena tim yang bersangkutan tidak hadir di tempat pertandingan meskipun sudah dijadwalkan dan diberitahukan sebelumnya secara patut tanpa alasan yang sah, dianggap menolak untuk bertanding dan tim atau klub yang bertanggung jawab dikenakan sanksi dinyatakan kalah 0-3 dengan pengurangan poin (forfeit) dan denda sekurang-kurangnya sebesar Rp150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah)."

Tak hanya itu, di ayat 2 pasal 58 Kode Disiplin PSSI juga ditegaskan : "Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh klub partisipan Liga 1 atau Liga 2, maka klub bersangkutan dikenakan sanksi dinyatakan kalah (forfeit) dengan pengurangan 9 (sembilan) poin dan denda sekurang-kurangnya sebesar Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah)." Catatan: huruf tebal oleh penulis.

Kode Disiplin PSSI juga menebar sanksi kepada petinggi klub jika terdapat bukti memberikan arahan terkait pelanggaran pada pasal tersebut.

Hal itu diatur pada ayat 3 pasal 58 Kode Disiplin: "Pemain atau ofisial tim yang menganjurkan dan/atau menyuruh melakukan tindakan yang melanggar ketentuan Pasal 58 ayat (1) Kode Disiplin PSSI diberikan sanksi larangan melakukan aktivitas yang terbaik dengan sepak bola sekurang-kurangnya 24 bulan dan sanksi denda sekurang-kurangnya Rp100 juta."

Kini bola panas ada di tangan Komdis PSSI. Akankah lembaga yang dikenal royal menjatuhkan denda puluhan juta rupiah ke klub itu berani menerapkan aturan yang sudah ada? Artinya Persipura bakal kena sanksi kalah 0-3 dan dikurangi 9 poin, dengan denda sebesar Rp 1,15 miliar.

Jika Komdis memutuskan hal itu, maka tak pelak Mutiara Hitam akan terdegradasi meski mereka masih menyisakan 8 pertandingan. Perolehan 22 poin dikurangi 9 poin akan menyisakan 13 poin.

Sambutan bagi Persipura ketika menjadi kampiun Liga Indonesia 2014 . (Foto :Tempo.co)
Sambutan bagi Persipura ketika menjadi kampiun Liga Indonesia 2014 . (Foto :Tempo.co)
Anggap saja dari sisa 8 pertandingan dimenangkan semua, maka akan didapatkan 24 poin,. Ditotal perolehan poin di akhir kompetisi menjadi 37 poin. Perolehan yang tidak cukup sebagai modal bertahan di Liga 1.

Setidaknya dibutuhkan minimal 42 poin untuk posisi aman, seperti perhitungan poin pada Liga 1 2019.

Seorang pemilik klub berkata pada saya "42-45 poin baru bernafas lega, aman di Liga 1". Saat ini klubnya bercokol di papan tengah klasemen sementara.

Saat ini di atas Persipura ada 3 klub yang posisinya juga belum bisa dibilang aman, masih rawan untuk mendekati zona degradasi jika tak berhati-hati. Ketiganya adalah Barito Putra (posisi 15 dengan 26 poin dari 27 laga), PS Tira (posisi 14 dengan 27 poin dari 26 laga) dan PSM Makassar (posisi 13 dengan 28 poin dari 26 laga).

Tentunya tiga tim tersebut juga tak mau terperosok terus. Barito Putra sendiri belakangan terus membaik, sudah lepas dari zona merah. Begitu juga PS Tira dan PSM Makassar akan gigih agar tetap bertahan di Liga 1.

Dengan perhitungan perolehan 42-45 poin sudah aman dari degradasi, maka bisa dihitung berapa laga yang harus dimenangkan oleh semua tim, terutama yang di papan tengah dan di bawahnya.

Sebaliknya, jika hanya sanksi kalah WO, Persipura masih bisa bernafas lebih panjang untuk menjauhi zona degradasi. Butuh setidaknya 20 poin untuk bertahan, alias memenangkan 7 dari 8 laga yang tersisa. Semua bisa terjadi dalam sepakbola.

Kalau Persipura terdegradasi, jelas ini merupakan berita buruk karena Liga 1 akan kehilangan salah satu tim yang punya catatan bagus dalam sejarah kompetisi di Indonesia.

Persipura memang mengalami kemerosotan usai keluar sebagai juara ISC A. Di Liga 1 2017 Persipuara hanya bisa bercokol di peringkat ke-6. Musim berikutnya malah makin anjlok, Ian Kabes dkk terlempar hingga peringkat ke-12.

Namun Mutiara Hitam juga terbukti mampu keluar dari krisis pada 2019. Pernah terpuruk sampai posisi ke-16 di pekan keenam, klub dengan jersey hitam merah itu akhirnya berhasil menembus tiga besar klasemen akhir. Hal itu juga tak lepas dari pergantian pelatih Luciano Leandro ke Jacksen Tiago yang sebelumnya pernah menukangi Mutiara Hitam.

Persipura tak hanya menorehkan kiprah mengesankan di kompetisi dalam negeri. Mereka pernah menyingkirkan raksasa Timur Tengah, Al Kuwait dengan agregat 8-4. Di leg pertama Persipura kalah 2-3, lalu di leg kedua menghajar Al Kuwait dengan skor telak 6-1. Persipura melaju ke babak semi final AFC Cup 2014. 

Di babak delapan besar Persipura takluk dengan skor 2-3 saat bermain di Al-Kuwait Sports Club Stadium pada leg pertama. Di leg kedua yang berlangsung di Stadion Mandala, Persipura melakukan balas dendam dengan menghajar Al-Kuwait 6-1.

Tanpa mengurangi hormat kepada tim Liga 1 lainnya, Persipura memang istimewa dan terasa ada yang hampa jika nanti kompetisi 2022 tanpa hadirnya Mutiara Hitam.

Masih ada perjalanan sebulan satu minggu yang menarik dengan segala lika-likunya untuk memastikan siapa saja tiga klub yang akan terdegradasi ke Liga 2. Akankah Persipura turut jadi penghuni baru Liga 2? 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun