"Juara itu bonus, dalam rencana kami tiga tahun itu bisa jadi juara. Bukan sekadar menang di Liga 1, tapi 2023 bisa juara secara organisasi menjadi klub yang profesional dan modern," jelas Marco beberapa bulan lalu.
Marco yang punya pengalaman sebagai CEO di klub Pelita Bandung Raya dan Badak Lampung FC dipercaya oleh Effy Soenarni Soeharsono memegang jabatan sama di PT PSS.Â
Perubahan besar itu bukan tidak mungkin diterapkan di Persik Kediri, sebagai suatu langkah jnyata untuk menjadi tim berjuluk Macan Putih itu menjadi lebih maju. Perubahan yang tak hanya diikuti dengan tetap bertahannya Persik di Liga 1 tapi juga meraih prestasi lebih baik, setidaknya di kompetisi 2022 mendatang.
Tentu dibutuhkan kesabaran untuk memetik hasilnya. Bukan secara instan, karena dibutuhkan adaptasi dan sinergi manajemen lama dan juga dari Wilkes bersaudara. Kesabaran yang diperlukan bagi kemajuan Persik di masa depan.
Maka, jika berandai-andai ini menjadi nyata, tinggal menanti bagaimana Arthur Irawan membuktikan diri di Persik Kediri. Tak hanya bagi dirinya sebagai pemain tapi juga pengusaha yang bertangan dingin menangani sebuah klub sepakbola. Mengubah pesimis akan niat baik menjadi sajian hasil yang manis.
Menarik dan layak untuk dinanti. ***
