Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wawan dan Mimpi yang Tertunda

9 Maret 2021   03:15 Diperbarui: 9 Maret 2021   03:25 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawan Febriyanto (Foto : Instagram/w_febriyanto)

Dua mimpi ambyar dalam satu hari, di Rabu (3/3/2021) malam . 

Pertama, mimpi Wawan Febriyanto, gelandang energik yang batal bergabung dengan PS Sleman. Ia yang baru diumumkan sebagai pemain anyar PSS dua hari sebelumnya (1/3/2021) menyatakan pengunduran dirinya. Pernyataan Wawan yang andalan PS Tira Persikabo itu diunggah dalam video yang ditayangkan akun resmi PSS.

Kedua, mimpi PSSI untuk mampu mengadakan pertandingan, biar sekedar uji coba antara Tim Nasional U-23 menghadapi klub liga 1, Tira Persikabo akhirnya pupus. Para pemain dan pelatih kedua tim yang sudah tiba, harus balik kanan setelah lampu stadion dipadamkan. Kepolisian tidak memberikan ijin. Belakangan diketahui, PSSI baru mengajukan ijin Rabu pagi. 

Mimpi Wawan, lelaki yang anggota TNI itu bukanlah baru baginya. Ia dikenal sejak lama ingin bergabung dengan Super Elang Jawa, julukan PSS. 

"Saya punya keinginan bermain di PSS Sleman, saya kagum dengan dukungan suporternya. Tapi sementara ini saya fokus dengan tim (PS TIRA) karena masih terikat kontrak," ungkap Wawan.

Maka menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi Wawan saat ia mendapat tawaran bergabung dengan klub yang diidamkannya itu. Apalagi namanya lalu diumumkan oleh PSS bersama 7 pemain baru lainnya.

Pertanyaan yang menggayut pada diri kita, bukan saja pada kemarahan dan kesedihan Wawan, apakah pengertian profesional itu memang masih sekedar embel-embel saja pada klub Liga 1?. Tentu itu tak ditujukan pada semua klub.

Ketika PSS memperkenalkan Wawan sebagai pemain barunya, tentu sudah diteliti dengan cermat apa status pemain itu. Seperti banyak diketahui, semua kontrak pemain Liga 1 sudah berakhir antara Januari-Februari setelah kompetisi tak juga bangkit dari mati suri. 

Apalagi hingga saat diumumkan sebagai pemain baru PSS, klubnya, PS Tira Persikabo tak mengumumkan satupun pemainnya yang bertahan atau dilepas. Termasuk Wawan yang merupakan salah satu andalan klub yang awalnya bernama PS TNI.

Seorang pemain tetap menjadi bagian dari klubnya, atau pindah ke klub lain, jika sudah bersepakat baik dengan menandatangani kontrak. Jika itu tak ada, tandatangan di surat penawaran juga merupakan bukti kuat. Bahkan ada yang deal secara lisan, dan mendapat uang muka dari kesepakatan itu.

Saat Wawan disebut sebagai rekrutan baru oleh PSS, semestinya Tira Persikabo langsung bereaksi, bakan mengecam klub kebanggaan warga Sleman itu. Itu jika memang Wawan sudah mereka ikat dengan kontrak baru, atau si pemain punya kontrak yang belum berakhir pada Februari 2021..

Dalam pamitnya di video yang ditayangkan akun resmi PSS, Wawan hanya mengatakan : "Namun, karena satu dan lain hal yang tidak dapat saya sampaikan, saya mohon izin undur diri dari PSS."  

Sedangkan dari klub berjulukan Super Elang Jawa pun tak ada penjelasan detail atas pengunduran diri Wawan itu.

"Memang ada hal-hal yang tidak dapat dijelaskan secara gamblang," jelas Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada, Marco Gracia Paulo, seperti dikutip dari laman resmi PSS Sleman.

Hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan gamblang itu yang membuat timbulnya banyak dugaan, meski mengerucut pada satu suara di kalangan netizen : ketidakprofesionalan Tira Persikabo.

Publik pun langsung teringat akan kasus Abduh Lestaluhu, bek kanan Tira Persikabo yang berlabuh ke Persebaya Surabaya. Pemain ini sudah diperkenalkan Persebaya dalam peluncuran tim saat berlangsung laga persabahatan menghadapi Sabah FA, 8 Februari 2020. 

Saat itu Abduh tidak hadir, hingga akhirnya masalah itu diselesaikan dengan tetapnya ia bermain untuk Tira Persikabo. Padahal Persebaya sempat melaporkan masalah itu ke PSSI dan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi.

Sedangkan saya jadi teringat peristiwa laga lanjutan Championship Inggris yang mempertemukan tuan rumah Aston Villa melawan Leeds United, 28 April 2019. Poin penuh sangat dibutuhkan oleh Leeds untuk tetap menjaga peluang promosi langsung ke Premier League. Jika gagal menang, maka pesaing mereka, Sheffield United berhak memastikan jatah promosi.

Hingga menit ke-71 kedudukan masih imbang 0-0, hingga semenit kemudian pemain Aston Villa, Jonathan Kodjia terkapar dan harus mendapatkan perawatan tim medis. Namun para pemain Leeds memilih untuk tetap melanjutkan pertandingan, dengan tembakan Mateusz Klich membobol gawang tuan rumah. 

Tindakan para pemain Leeds memicu emosi para pemain Villa, sampai terjadi baku pukul. 

Setelah keributan itu reda pelatih Leeds, Marcelo Bielsa menyuruhpara pemainnya  diam saja ketika Aston Villa menyerang. Hanya ada bek Leeds, Pontus Jansson yang mencoba menghalangi pergerakan Albert Adomah. Namun Adomah akhirya dibiarkan mencetak gol ke gawang yang sudah kosong ditinggal kiper Leeds. Skor pun menjadi sama kuat kembali.

Hasil 1-1 itu mengantar Sheffield promosi menemani Norwich City. Sedangkan Leeds harus berjuang meraih jatah promosi lewat babak play-off.

"Kami mengembalikan gol pada mereka. Kami menunjukkan interpretasi kami terhadap fakta dengan melakukan apa yang kami lakukan," ujar Bielsa kepada Sky Sports.

Wawan Febriyanto saat berlatih (foto : Instagram/w_febriyanto)
Wawan Febriyanto saat berlatih (foto : Instagram/w_febriyanto)
Jika dikembalikan pada kasus Wawan Febriyanto yang diperkirakan dicegah klubnya, Tira Persikabo, yang nota bene klub milik tentara dan Wawan juga prajurit yang pasti mentaati perintah, tentu bukan kemenangan yang akan diberikan ke PSS. Itu jika mereka bertemu dalam Piala Menpora atau kompetisi Liga 1 2021.

Cukup misalnya dengan gentle mengatakan bahwa mereka masih ingin Wawan bertahan, dan sudah melakukan pembicaraan dengan PSS agar pemain andalannya tak jadi pindah. Jika perlu dengan menyatakan Wawan itu pemain tidak dijual, dan sudah disodori kontrak dengan nilai yang lebih tinggi dari musim lalu.

Jika perlu label not for sale juga diumumkan oleh Tira Persikabo terhadap beberapa pemain andalannya yang mungkin diincar klub lain. Tentu tak lupa memberitahu ke publik bahwa mereka sudah menandatangani kontrak dengan nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Itu akan menjadi promosi menarik, sekaligus menimbulkan persepsi positif di mata publik. 

Wawan sendiri yang saat ini baru berusia 27 tahun, lahir di Pati, 23 Februari 1994 masih punya waktu untuk mewujudkan mimpinya bergabung ke PSS. Banyak pemain masih bersinar di usia kepala 3, apalagi jika mampu menjaga kondisi fisiknya. Kita bisa melihat itu pada Cristian Gonzales, Beto Gonzalves, Herman Dzumafo dan Ismed Sofyan.

Rajut terus mimpimu, Wawan. Akan ada jalan dan waktu buatmu. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun