"Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh." (Petikan puisi Khalil Gibran)
Majalah itu tak terasa sudah terbit secara rutin, tanpa jeda selama 12 tahun. Perjalanan waktu yang layak mendapat catatan tersendiri dalam sejarah penerbitan media, terutama bakery, caf dan restoran.
Setidaknya itu catatan perjalanan yang mengubah hidup seorang Petrus Gandamana.
Lelaki yang memulai kariernya di industri makanan nabati beku pada 1993 usai meraih gelar Sarjana Teknik Manajemen Industri (gelar Manajemen Magister Pemasaran Pasca Sarjana diraihnya pada 1999).
Langkahnya berlanjut ke  Bogasari Flour Mills, perusahaan raksasa yang menggiling gandum dan menjadi produsen tepung terigu terbesar di Indonesia, ketika menjadi Asistent Manager for Industrial Manager (2000) dan Product Group Manager (2003-2007).
Dari Bogasari pula Petrus merajut mimpinya untuk menjadi Konsultan Marketing. Keinginan yang ingin diwujudkannya jika tak lagi jadi karyawan di industri terigu Salim Grup itu.
"Itu tantangan tersendiri. Lalu bertambah kuat keinginan itu saat dirayu orang untuk menerbitkan majalah yang bisa membantu promosi bisnis,"kenang Petrus.
Lahirlah Bakery Magazine pada Juni 2008, menjadi majalah bakery pertama di Indonesia. Awalnya ia bermitra namun 3 tahun kemudian dijalankannya roda penerbitan majalah itu sendirian.
"Perjalanan majalah itu perjalanan hidup saya. Penuh riak yang kadang menghempaskan ke tepian pantai. Namun dorongan ombak yang menampar tidak sebesar dibandingkan dengan ombak yang mendorong perahu saya ke depan," ujar Petrus dengan suara lirih.
Ia sejenak merawang, seperti mengenang kelebatan potongan gambar perjalanan yang dilaluinya sejak 2008 lalu.. Perjalanan yang tak mudah.