"Support keluarga sangat hebat dan luar biasa. Entah bagaimana melakoni semua ini tanpa mereka. Apalagi saat mengalami terjangan ombak besar di suatu waktu saat anak-anak masih kecil,"tambahnya.
Industri majalah bukan bisnis yang mudah, apalagi sejak 4 tahun terakhir dengan adanya sosial media (sosmed), youtube, majalah digital dan lainnya. Semakin tidak mudah.
Belum lagi lapak-lapak yang menjual majalah makin punah, tergerus era berita digital. Begitu juga banyak toko buku yang gulung tikar.
Namun Petrus tetap bertahan dengan awal strategi bisnisnya yang tepat, bahkan mampu membuat majalah lebih berkembang.
Ia membuktikannya saat mentransformasikan Bakery Magazine menjadi Bareca Magazine pada Januari 2014.
Terbukti prediksi Petrus jadi kenyataan, karena sejak 2016 bisnis cafe menjamur dimana-mana di Indonesia.
Tak hanya majalah, ia juga menerbitkan beberapa buku dan bulletin untuk perusahaan lain yang menjadi kliennya.
"Kalau kita yakin dengan yang kita kerjakan, dan serius menjalaninya, seberat apapun akan terus diberi jalan untuk maju," jelasnya.
Tampilan dan isi Bareca pun makin menarik. Tak hanya berisi profil tapi juga resep dan tips memasak yang memanjakan pembaca dengan tulisan ringan dan foto-foto memanjakan mata.
Pelan tapi pasti pemasang iklan bertambah, begitu juga undangan ke luar negeri terus berdatangan. Bareca Magazine juga makin mendapatkan pengakuan hingga ke luar negeri.