Alasan PSSI mencoret Stadion Mandala Krida memang patut dipertanyakan. PSSI sudah meninjau stadion itu, mengakui fasilitas yang ada cukup bagus dan mendekati standar FIFA. Hanya beberapa yang perlu dibenahi seperti perlunya dibuat single seat, lalu tudung tribun VIP, jacuzzi atau tempat berendam setelah pemain berlaga, juga sejumlah kamar mandi yang harus direnovasi.
Stadion Mandala Krida yang dibangun pada tahun 1976 dan memiliki kapasitas 35 ribu penonton itu juga sudah direnovasi pada 2019.
Lokasinya strategis sebagai venue Piala Dunia U-20 2021, berada di pusat kota. Bukan di pinggiran seperti stadion besar umumnya. Ini membuat Mandala Krida menjadi lokasi pas karena jaraknya cukup dekat dengan sejumlah sarana seperti hotel-hotel dan stadion pendukung.
Bisa dipertanyakan, jika erupsi gunung Merapi yang jadi alasan PSSI, ketakutan akan letusan, jelas terasa mengada-ada. Apakah di Bali misalnya bisa dijamin Gunung Agung tidak beraktivitas, erupsi?. Apakah epidemi Corvid-19 sudah mereda atau benar-benar lenyap pada gelaran even paling bergengsi tersebut? Ini mengingat Surabaya yang saat ini tercatat sebagai provinsi dengan kasus tertinggi di Indonesia.
Maka langkah PSSI dengan gegabah menetapkan 6 stadion tersebut, yang masih menanti persetujuan dari FIFA, bisa dipertanyakan. Jangan nanti jadi bahan tertawaan.
Ucapan Sultan Hamengku Buwono X juga menjadi sindiran bagi PSSI, saat ia mengatakan bahwa Merapi memang beraktivitas dan tidak bisa pindah. " Lha arep mindah Merapi piye nek alesane Merapi, ya kan? (Lha bagaimana mau memindahkan Merapi kalau alasan pencoretan dari FIFA karena aktivitas Merapi)," kata Sultan.
Entah apa alasan dari PSSI jika nanti ternyata Mandala Krida yang dipilih oleh FIFA. Apakah akan mengatakan "Merapi ternyata tidak menakutkan. PSSI tidak takut lagi kok?".
PSSI memang lucu. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H