Meski begitu, bagi yang mengenalnya secara dekat, Jokdri tak hanya seorang maestro, tapi juga sosok yang punya kesetiaan dalam berteman. Ia tak pernah melihat dengan kaca mata berbeda status atau seorang teman yang sedang terpuruk dalam gelombang kehidupan. Â
Jokdri kini pun sedang terpuruk dengan kasus yang menimpanya. Mungkin ia akan dimasukkan ke penjara, duduk di kursi pesakitan, terus disorot media, kehilangan jabatan. Mungkin ia tak lagi hadir di dunia sepakbola yang telah membesarkan namanya.
Tak ada yang tahu seperti apa kesedihan yang ia rasakan, yang tersimpan sendiri di bilik hati. Kesedihan seorang anak manusia yang namanya tetap akan tercatat dalam sejarah sepakbola Indonesia. Apapun kekeliruan yang telah dilakukannya.Â
Ia sudah bersiap diri untuk minggir. Menikmati waktu lebih banyak bersama keluarganya nanti.
Jokdri tetap orang baik. Setidaknya bagi saya. ***
Sekedar catatan :
Saya hanya ingin berbagi tentang sosok Jokdri yang saya kenal secara pribadi. Tentu ini bersifat subyektif, bisa mengundang pro kontra. Wajar saja, ada yang suka dan tidak suka pada Jokdri. Banyak yang menghujatnya, meski belum jelas apakah mereka semua tahu hujatannya sendiri.
Tak ada maksud pembelaan atas kasus yang menimpa Jokdri. Biarlah keadilan berbicara, waktu yang menjadi saksinya. Ini hanya sekedar catatan seorang teman. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H