Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Kanvas Santi Merambah Kain Ecoprint

15 September 2018   17:26 Diperbarui: 15 September 2018   17:32 2574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santi (kiri) bersama model yang memperagakan salah satu karyanya.

Seperti penggunaan soblok, alat untuk mengukus, yang kapasitasnya 5 kg hanya menghasilkan 1 kain ukuran 2 meter, atau 4 syal. Selain itu, soblok 5 kg itu memiliki kematangan yang tidak merata, juga kepanasannya tidak maksimal.

Di awal memulai membuat kain Ecoprint, Santi rela menyusuri Kali Mambu di daerah Umbulharjo untuk mencari daun-daun, juga di trotoar-trotoar dan desa-desa yang banyak tumbuhan liar.

Daun Jati, Kelengkeng, Jarak, Jambu, Secang, Jolawe, Mawar, Dollar-dollaran (body) dan Ketepeng jadi bahan baku yang sering dipakainya. Daun-daun segar yang mengandung banyak tanin daun, serta tidak berbulu jadi prioritasnya.

Proses produksi dengan bahan daun Secang
Proses produksi dengan bahan daun Secang
"Saya mencoba berinovasi, membuat warna campuran, seperti mencampur daun Secang denga Jolawe. Saya suka warna lain yang muncul dari warna gelap. Bukan warna basic,"kata Santi yang menggunakan merek ModestArt saat berbincang di rumahnya.

Proses produksi yang lama memang membutuhkan kesabaran. Namun hasil yang diperoleh memberikan kepuasan tersendiri. Satu kain tak pernah sama dengan lainnya. Ini yang membedakan dengan kain hasil printing.

Selain memproduksi kain yang dipasarkannya lewat media sosial seperti Instagram, Santi juga memberikan kursus atau les privat. Peserta yang cukup membayar Rp 400 ribu selain mendapatkan ilmu juga memperoleh bahan kain dan pewarna alam.

Setiap hari Kamis rumahnya ramai oleh anak-anak TK yang belajar melukis. Mereka membayar Rp 10.000,- setiap kali datang, yang dipakai untuk membeli bahan kertas dan krayon.

Tak hanya itu, peserta les privat juga datang dari luar Yogyakarta, seperti pada awal September lalu dari Lampung. Peserta itu sedang berlibur ke Yogya, dan tertarik untuk belajar kain Ecoprint langsung dari Santi.

Santi mematok harga kain proses Ecoprint dengan bahan katun primisima panjang 2 meter, lebar 115 cm dengan harga berkisar Rp 400-500.000. Pembelinya selain dari Yogyakarta juga daerah lain, baik yang memesan atau saat berlibur ke kota gudeg itu.

Ecoprint makin membuat Santi bersemangat untuk melangkah lebih jauh lagi sambil berusaha mewujudkan cita-citanya. Ia ingin membuat galeri atau butik dengan materi Ecoprint dan shibori dalam bentuk fashion. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun