Mohon tunggu...
johannes simorangkir
johannes simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan

hay teman-teman perkenalkan nama saya Johannes Simorangkir, S.Pd, saya alumni dari Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar Tahu 2022 dan saya bekerja tahun 2023 dan saya kembali kuliah PPG di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan sekarang masih berjalan Hobi Saya Memasak dan Bernyanyi, dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Pendidikan, Indonesia sebagai Kultural Budaya

17 November 2023   10:09 Diperbarui: 17 November 2023   10:13 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

 

Berdasarkan pemikiran KHD, Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Pemikiran KHD tersebut adalah dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah yang relevan dan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses'menebalkan' kekuatan kodrat anak yang masihsamar-samar.

Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.

Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai- nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?

Menurut Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat diterapkan dalam konteks lokal sosial budaya di daerah saya untuk memperkuat karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat dengan beberapa langkah berikut:

  • Pendidikan Kultural: Mengikuti pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan tidak hanya sebatas kecerdasan pikiran, tetapi juga harus melibatkan pendidikan kultural.
  • Pendidikan Nasional: Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan nasional yang mengintegrasikan unsur-unsur kebudayaan dari seluruh daerah Indonesia.
  • Kontinuitas dan Konvergensi: Dalam memasukkan unsur-unsur kebudayaan dari luar, Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya memperhatikan kontinuitas, konvergensi, dan konsentrisitas dengan kebudayaan lokal.

Dengan menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini, diharapkan peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki karakter kuat, menghargai budaya lokal, dan siap berkontribusi sebagai anggota masyarakat yang beragam.

Menurut pendapat kelompok kami pemikiran dari Ki Hajar Dewantara dapat dikontekstualisasikan sesuai dengan nilai-nilai kearifan budaya yang relevan untuk memperkuat karakter peserta didik sebagai individu maupun anggota masyarakat dalam konteks sosial budaya setempat. Berikut beberapa cara yang mungkin untuk melakukannya:

  • Menekankan pentingnya tradisi dan adat istiadat setempat: Ki Hadjar Dewantara menyoroti pentingnya adat istiadat (adat istiadat) dalam membentuk kehidupan masyarakat yang tertib dan tenteram.
  • Memasukkan pengetahuan dan kearifan lokal: Ki Hadjar Dewantara menyarankan agar pendidikan harus didasarkan pada garis budaya-nasional bangsa.
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kebersamaan: Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya membangun rasa kebersamaan dan kebersamaan yang kuat.
  • Mendorong pembangunan holistik: Ki Hadjar Dewantara mengkritik sistem pendidikan yang berorientasi pada ujian yang hanya berfokus pada prestasi akademik.
  • Mendorong pemikiran kritis dan kreativitas: Ki Hadjar Dewantara menganjurkan peralihan dari pembelajaran hafalan ke pendekatan yang lebih berpusat pada siswa.

Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.

Pertama yang harus diingat, bahwa pendidikan itu hanya suatut 'untunan' di dalam hiduptumbuhnya anak-anak kita. Artinya, bahwa hidup tumbuh nya anak anak itu

terletak di luar kecakapan aras kehendak kita kaum pendidik. Anak anak itu sebagai manusia hidup sehingga mereka hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-keuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya(bukan dasarnya). Beberapa contohnya yang dilakukan di sekolah adalah adalah melaksanakan gotong royong, kegiatan yang bersifat kekrabatan, bekerja sama dan saling memberi, serta menghormati leluhur. Nilai-nilai ini merupaka nilai sosial budaya yang melekat pada masyarakat kemudian diaplikasikan di sekolah.

SUMBER:

 

Dewantara, K. H. (1952). Pidato Sambutan Ki Hadjar Dewantara, Hal. 4,5,8,10.

Yogyakarta: MajelisLuhur Persatuan Taman Siswa.

Shania Salsabila (2020). Pemikiran pendidikan dan pengajaran oleh Ki Hajar Dewantara sebagai landasan kebijakan pendidikan nasional yang sesuai dengan jati diri bangsa. Hal. 4,6,7. UniversitasNegeri Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun