"Aku jahat?! Aku nggak curi uang kamu! Aku nggak melecehkan kamu, kan? Kenapa kamu harus bilang aku jahat."
"Karena...karena..., kamu tidaknmau pinjamin buku catatan kamu bila aku tidak membuat puisi!"
"Puisi itu bukan sebuah harta benda yang aku curi dari kamu. Puisi adalah hal sederhana yang aku minta dari kamu, Â Miss Natalia." Christian melempar senyum manisnya. Ketika, dia memanggilku Miss Natalia. Aku tak tahu, apa maksudnya memanggilku seperti itu.
Aku menarik napas, meremas tanganku dibawah kolong meja bangku. Lalu, berkata pelan pqda Christian. "Oke, aku akan mengucapkan puisinya. Kemudian, kamu yang menulis."
"Siap!"Â
***
Sebuah gambar senja terlintas dimonitor ingatanku, senja di pantai Kuta di Bali. Senja yang berwarna jingga, senja yang aku suka. Tapi, aku jarang menjumpainya di kota Jakarta. Kota metropolitan yang padat dengan gedung pencakar langit, dan udara yang telah bercampur asap kendaraan yang ramai.Â
Senja...aku menunggumu di sini...
Disudut kota yang padat...
Senja...aku merasa sepi di sini...
Dibangku taman yang basah...