Mohon tunggu...
Johanna RirimasseReal
Johanna RirimasseReal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Privat

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Lima Cara Sederhana Menstimulasi Bicara Bayi pada Tahapan Babbling

30 September 2023   19:13 Diperbarui: 1 Oktober 2023   03:29 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Bayi Seva, sedang tertawa bahagia

Penulis : Johanna Ririmasse

"Ref : Kata mereka, diriku selalu dimanja...Kata mereka, diriku selalu ditimang...Ooh, Bunda ada dan tiada dirimu, kan selalu ada didalam hatiku..."

Sepenggal lirik lagu yang berjudul Bunda di atas, merupakan sebuah kisah tentang ingatan masa kanak-kanak, dimana seorang anak senang dimanjakan dan ditimang oleh bunda atau mamanya. Rasanya, kenangan tersebut merupakan kenangan yang manis dan tak terlupakan. Lalu, tak terasa kenangan itu kita generasikan kepada keturunan. Tentunya, saat kita menikah dan memiliki anak. Teristimewa, saat anak masih bayi. 

Masa bayi adalah masa yang menarik, ketika seorang anak memasuki tahapan awal perkembangan kehidupannya di dunia. Bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dalam berbagai aspek kehidupannya. 

Pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi bayi terjadi secara alami, tetapi juga diperlukan stimulus lingkungan yang mendukung. Sehingga, pertumbuhan dan perkembangan bayi berjalan dengan baik.

Elizabeth Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan anak, juga memusatkan perhatian pada perkembangan bayi. Hurlock dengan spesifik, mengkategorikan masa bayi atau babyhood sebagai masa awal perkembangan kehidupan seorang anak, yang berusia 2 minggu sampai 2 tahun. Hurlock juga menjelaskan tentang tugas perkembangan yang dialami bayi, termasuk bayi belajar tentang kemampuan dasar berbicara dan berkomunikasi.

Sejalan dengan penguasaan tugas perkembangan bayi, meliputi mengembangan kempuan dasar untuk berbicara. Maka, bayi pun akan melalui tahapan perkembangan bicaranya. Salah satu tahapan perkembangan bicara bayi, adalah tahapan babbling atau mengoceh.

Apa itu Babbling? Kapan Si Buah Hati memasuki tahapan Babbling?!

Tahapan Babbling atau mengoceh, adalah satu tahapan dalam perkembangan bicara anak atau bayi, dimana bayi mulai belajar membunyikan suku kata. Yaitu, gabungan dua huruf konsonan dan vokal yang mudah baginya. Misalkan, ma, ba, da, pa..., dan lainnya. Tahapan babbling juga dibagi dalam dua tahapan, sebagai berikut :

1. Marginal Babbling (Usia 4 sampai 6 bulan)

Marginal babbling adalah suatu masa dimana bayi mulai membunyikan suara, membentuk sattu suku kata yang terdiri dari gabungan huruf konsonan dan vokal. Contohnya, ma, ba, da, pa..., dan lainnya. 

Pada tahapan marginal babbling, bayi sudah mulai belajar senang mendengar bunyi suaranya sendiri, mengerti dan mengulanginya berulang kali. Bayi juga senang bilang lingkungannya memahaminya, dan mengikuti bunyi suara yang dibuatnya. Karena itu, proses bicara dan komunikasi mulai terbentuk.

2. Canonical Babbling (Usia 6 bulan sampai 10 bulan)

Canonical babbling adalah masa dimana bayi mulai pandai menggabungkan dua suku kata yang sama, yang sudah dikuasainya. Contohya, ma-ma, da-da, pa-pa..., dan lainnya. Pada tahapan canonical babbling, bayi sudah mulai memahami apa yang diucapkan, dan menggunakannya untuk komunikasi. Tentunya, bila Papa dan Mama juga menolong bayi, untuk mengerti apa yang diucapkan dan memberikan maknanya. 

Misalkan, ketika bayi sudah bisa mengucapkan suku kata ba..., kita bisa mengajak bayi bermain ciluk bah. Maka, bayi akan mengerti dan mengikuti permainan kita. Atau, contoh lain yaitu saat bayi sudah bisa mengucapkan suku kata da dan menggabungkan secara berulang kali. Seperti, da-da. Maka, kita bisa mengajar bayi melambaikan tangan sambil mengucapkan da-dah. 

Dilain waktu, kita pun bisa mengajar bayi mengucapkan kata ma-ma, untuk memanggil mama . Juga mengoceh pa-pa, untuk mengucapkan papa dan memanggil papa.

Pada tahapan canonical babbling, bayi juga sudah mulai mengerti perintah sederhana yang diberikan oleh lingkungannya, dan belajar mengucapkan kata pertamanya yang mudah baginya, menuju perkembangan bicara selanjutnya yaitu truth speech. 

Interaksi Papa dan Mama dalam mengikuti perkembangan bicara bayi, akan menolong mengembangkan tugas perkembangannya, dan juga menguasai kemampuan bicara pada tahapan perkembangan bicara yang dilaluinya.

Dokpri : Bayi Seva melambai dan mengucapkan da-dah
Dokpri : Bayi Seva melambai dan mengucapkan da-dah

Lima Cara Sederhana Menstimulasi Bicara Bayi Pada Tahapan Babbling

1. Menimang Bayi Atau Menemani Bayi Tidur

Menimang bayi atau menemani bayi tidur sambil menyanyi, merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan oleh Papa dan Mama. Bayi secara emosional akan merasa nyaman dan dekat dengan orang tua, dan meresap informasi suara yang kita berikan melalui lagu yang dinyanyikan.

Bayi akan merekam dan menyimpan nada dan lirik lagu yang dinyanyikan, dan diikuti saat kemampuan bicaranya meningkat.

2. Mengajar Bayi Menyanyi

Mengajar bayi menyanyi, juga merupakan cara stimulasi yang menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan bicara bayi. Lagu-lagu yang mudah dan efektif, adalah lagu yang liriknya mudah diikuti bayi dan ada gerakannya, sehingga bayi mudah memahaminya. Contohnya, topi saya bundar.

Kemudian, lagu yang ada bunyi suara binatang sehingga bayi tertari. Seperti, pak tani punya kandang atau old mac donald had a farm. Disamping itu, ada juga lagu kupunya anjing kecil dan belalai gajah yang panjang. 

Bayi akan senang saat mendengar Papa dan Mama membunyikan suara binatang, atau melakukan gerakan binatang tersebut.

3. Mengajak Bayi Bermain

Bermain bersama bayi merupakan waktu yang menyenangkan, dimana Papa dan Mama bisa menjalin interaksi sosial dengan bayi, juga meningkatkan kemampuan bicara bayi. Permainan yang mudah untuk bayi pahami, adalah bermain ciluk bah, membunyikan mainan binatang atau musik. 

Juga, mendorong mobil atau menggendong boneka. Sebaiknya, pada saat bermain Papa dan Mama pusatkan perhatian pada kegembiraan bayi. Lalu, bunyikan suara yang mudah diikuti dan dipahaminya. 

Misalkan, mengajak bayi bunyikan  suara bah sambil membuka tangan. Bayi akan terkejut dan senang. Kemudian, mengajar bayi bunyikan suara binatang yang mudah seperti suara domba, bah. Kemudian, suara anjing guk guk. Mainan boneka yang bisa menangis dan tertawa, juga akan menarik perhatian bayi.

Dokpri : Bayi Seva sedang menutup muka saat bermain ciluk bah
Dokpri : Bayi Seva sedang menutup muka saat bermain ciluk bah

Dokpri : Bayi Seva membuka tangan dan mengucapkan bah
Dokpri : Bayi Seva membuka tangan dan mengucapkan bah

4. Membacakan Buku Cerita

Membacakan buku cerita untuk bayi, juga merupakan salah satu cara menstimulasi bayi bicara. Bacaan bergambar yang besar, dan berwarna akan menarik perhatian bayi. 

Selain itu, buku binatang juga merupakan buku yang menarik dan mudah dipahami bayi. Anak atau bayi akan senang dan belajar menunjuk pada gambar di buku, ketika kita membacakan cerita untuknya.

5. Menemani Bayi Nonton

Bayi sangat tertarik pada stimulus suara dan visual yang diberikan kepadanya. Maka, menonton adalah kegiatan yang menarik dan menyenangkan untuk bayi. Tentunya, bayi akan belajar banyak hal melalui acara yang ditontonnya. 

Tetapi, pendampingan orang tua sangat berperan penting, untuk menolong bayi mengerti apa yang ditonton. Kemudian, bayi juga akan mampu menerapkan apa yang dipelajarimya dalam kehidupan nyata.

Nah, Papa dan Mama selamat mengikuti perkembangan bicara si buah hati. Tentunya, tak lupa juga memberikan setimulus yang baik dan tepat, untuk kemajuan perkembangan bicara bayi.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun