Ibu sekolah melemparkan buku laporan kegiatan di diatas meja begitu saja, lalu berdiri. Samuel dan Pedro tersentak kaget. Hasil kerja keras mereka seperti tidak dianggap sama sekali. "Apakah kalian yakin, anak-anak itu membaca atau bermain di perpustakaan?! Kalian tidak bisa menjamin hal tersebut kan?! Bisa saja kan foto anak-anak sedang membaca ini, hanya bersifat sementara. Sebab, mereka kan juga tahu bahwa kita sedang membuat proyek proposal ini?!"
Pedro menatap ibu kepala sekolah. "Sebenarnya, membaca adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan kemampuan untuk merangkai huruf, memahami apa yang dibaca, menarik kesimpulan, menyimpan didalam memori, dan mengingat kembali saat diperlukan." Pedro mencoba menyimpulkan pemahamannya tentang membaca. "Sebab itu, membaca membutuhkan kesadaran individu, juga rasa suka dan gemar membaca tersebut."
"Benar, Ibu." Samuel ikut menjelaskan. "Bahkan, membaca dapat menjadi sebuah kegiatan jika dibentuk dan dipupuk. Saya pernah membaca sebuah buku, yang bercerita tentang Ibu yang mendidik dua anaknya membaca setiap hari di rumah. Anaknya yang semula bermasalah di sekolah, dan memiliki prestasi belajar yang buruk tersebut. Kemudian, dia mengalami perubahan. Anak tersebut menjadi penemu dan ilmuwan, saat tumbuh besar. Dia membuat terobosan baru dan mengukir sejarah di dunia."
"Ibu..." Pedro mengungkapkan pedapatnya kembali. "Saya dan Samuel, juga kawan-kawan masih kanak-kanak. Kami sadar dan rasakan, jika kami diminta orang tua membaca setiap hari, tentu tidak menyenangkan. Dan, saya dapat membayangkan bahwa ada cara bagaimana Ibu tersebut membentuk kedua anaknya untuk suka membaca. Sehingga, membaca menjadi sebuah kebiasaan, kegemaran dan kecintaan..."
"Maksud kamu?!" Ibu kepala sekolah duduk, dan menatap Pedro.
"Guru pengawas perpustakaan memegang peranan penting, untuk mengawasi agar anak-anak membaca di ruang perpustakaan. Kemudian, sekolah dapat mengadakan lomba menulis resensi buku setiap enam bulan atau setahun sekali."
Ibu kepala sekolah menganggukan kepalanya. "Baik. Persiapkan diri kalian untuk mempertanggung jawabkan proyek proposal Satu Jam Membaca di sekolah. Ada sebuah instansi, yang mau mendengarkan dan menolong perkembangan pendidikan di Maluku."
"Wow!" Samuel dan Pedro berdiri, kemudian menjabat tangan ibu kepala sekolah. "Terima kasih, Ibu."
"Iya, anak-anak." Ibu kepala sekolah tersenyum. "Kabarkan juga kepada sahabat-sahabat yang lain. Ibu harap, kalian kompak dan saling menolong, dalam mempresentasikan dan menjawab setiap pertanyaan."
"Baik, Ibu." Samuel dan Pedro, menjawab serempak. "Doakan kami ya, Ibu..."
"Ibu pasti mendoakan..."