“Satu dua tiga empat, tangan taruh dipinggang. Badan bergoyang-goyang. Awas-awas jangan salah, mari kita melompat-lompat!”
Lagu anak-anak di atas, merupakan lagu kesukaan anak-anak Balita. Mereka akan menyanyi dan melakukan gerakan sesuai syair lagu tersebut. Ternyata, apa yang dilakukan anak-anak tersebut, adalah salah satu cara menstimulasi kecerdasan matematika dan logika Balita.
Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelegence
Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard mencetuskan teori Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelegence. Menurutnya, ada beberapa jenis kecerdasan, antara lain :
1). Cerdas Bahasa, yaitu cerdas dalam mengolah kata.
2). Cerdas Gambar, yaitu memiliki imajinasi tinggi.
3). Cerdas Musik, yaitu kepekaan terhadap suara dan irama.
4). Cerdas Tubuh, yaitu ketrampilan dalam mengolah tubuh dan gerakan.
5). Cerdas Matematika dan Logika, yaitu cerdas dalam sains dan berhitung.
6). Cerdas Sosial, yaitu kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain.
7). Cerdas Diri, adalah kemampuan untuk menyadari kekuatan dan kelemahan diri.
8). Cerdas Alam, adalah kepekaan terhadap alam sekitar.
9). Cerdas Spritual, yaitu kesadaran akan eksistensi diri dalam hubungannya dengan Pencipta Alam Semesta.
Seorang anak dapat cerdas dalam beberapa tingkat kecerdasan majemuk. Contohya, Albert Einstein yang terkenal jenius dibidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Disamping itu, penelitian juga menunjukan bahwa faktor genetika bukan faktor satu-satunya, yang menunjukan kemampuan dan kecerdasan seorang anak berkembang secara maksimal. Tetapi, faktor lingkungan dan peran orang tua dalam memberikan stimulus dan latihan, merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan kecerdasan seorang anak.
Enam Cara Sederhana Mengembangkan Kecerdasan Matematika dan Logika Balita
Beberapa cara sederhana dibawah ini, merupakan latihan atau cara menstimulasi kecerdasan Matematika dan Logika Balita. Diantaranya :
- Gerak dan Lagu. Gerak dan lagu adalah cara sederhana mengembangkan kecerdasan matematika dan logika Balita. Beberapa syair lagu anak-anak yang diciptakan, juga berisi konsep angka dan berhitung. Seperti, lagu satu dua tiga empat…, lagu satu-satu aku sayang Ibu…, satu ditambah satu sama dengan dua…, dan sebagainya.
- Membaca Buku. Membaca buku, merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk memperkenalkan konsep matematika dan logika Balita. Beberapa buku-buku Balita ada yang bergambar menarik, dimana gambar tersebut bisa dihitung. Orang tua dapat mengajak anak membaca buku, sambil menghitung jumlah gambar dibuku.
- Menonton Film. Beberapa film anak-anak, juga ada yang dibuat untuk memberikan pengajaran, termasuk mengajar berhitung kepada anak. Pada saat orang tua mendampingi Balita menonton film, juga merupakan kesempatan untuk belajar berhitung.
- Bermain Spontan. Ketika anak sedang bermain, juga merupakan kesempatan untuk menemani dan mengajak anak berhitung secara spontan. Contohnya, anak-anak sedang bermain mobil-mobilan. Maka, orang tua dapat mengajak anak menghitung jumlah mobil yang berwarna merah, biru, kuning dan sebagainya. Orang tua juga dapat mengajak anak menghitung bagian mobil, seperti roda, pintu, kaca dan sebagainya.
- Permainan Pura-Pura atau Pretend Play. Permainan pura-pura atau pretend play, merupakan permainan anak-anak yang bermanfaat untuk mengajarkan berbagai macam ketrampilan dan kecerdasan bagi anak. Termasuk, mengajarkan kecerdasan matematika dan logika. Berbeda dengan permainan spontan, permainan pura-pura merupakan permainan yang dapat direncanakan dan disepakati bersama. Misalkan, peran apa yang akan dimainkan, bermain apa dan sebagainya. Orang tua pun dapat membuat skenario pendek, untuk mencapai tujuan pengajaran. Contoh permainan pura-pura atau pretend play, untuk mengembangkan kecerdasan matematika dan logika anak adalah berbelanja. Orang tua dapat membuat ruangan bermain menjadi toko atau supermarket. Dimana mainan anak, buku-buku, baju, sepatu dan sebagainya dijadikan barang-barang yang akan dijual. Orang tua dapat menggunakan meja yang berfungsi sebagai tempat untuk membayar atau kasir, dan kakulator digunakan untuk menghitung. Kemudian, orang dan anak dapat bertukar peran sebagai pembeli dan penjual.
- Berbelanja atau Shooping. Akhirnya, mengajak anak berbelanja atau shooping merupakan pengalaman langsung, dimana anak pun dapat mempraktekan apa yang dipelajari. Anak dapat memilih apa yang akan dibeli, menghitung jumlahnya, ukuran besar atau kecil, warna dan bentuk, harga dan sebagainya. Belanja juga merupakan kesempatan untuk anak belajar berinteraksi dan bersosialisasi.
***
(Writer : Johanna Ririmasse)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H