Dari pikiranku, ada benarnya yang diungkapkan beliau tersebut. Membangun infrastruktur di daerah-daerah sulit semacam itu kan tentu butuh waktu, butuh dana, dan butuh niat tentunya, political will dari para pengambil kebijakan yang terkait untuk mendorong dan ‘memaksakan’ hal itu untuk dilakukan. Masyarakat yang hidup di area perbatasan yang terkait tentu tidak bisa menunggu sampai semua infrastruktur yang dimaksud tersedia. Maka selagi itu belum tersedia (dan diusahakan!), masyarakat setempat dapat mengaksesnya dari wilayah negara tetangga.
Selagi mekanisme solusi yang ditawarkan beliau tersebut diterapkan, beliau pun juga tidak menutup harapan bahwa pemerintah baik daerah maupun pusat menggenjot pembangunan infrastuktur di daerah-daerah semacam itu. Hingga pada waktu semua itu telah rampung, pembelian dan pasokan dari Malaysia bisa dikurangi sedikit demi sedikit.
Ya bapak, semoga saja begitu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H