Digital Literacy Training yang digelar PGRI Kabupaten Sragen menghadirkan tiga narasumber, yaitu Maria Husnun Nisa (Kepala Perpustakaan dan Pusat Layanan Digital UMS), Johan Wahyudi (Editor Buku dan Jurnal), dan Budiyarto (Guru TIK SMAN Gemolong). Maria memaparkan materi dengan topik Urgensi Pengembangan Profesi dengan Meningkatkan Kompetensi Literasi Digital. Johan membahas topik Meningkatkan Kompetensi Literasi Digital melalui Pemanfaatan Jurnal. Budiyarto mengupas topik Teknik Membuat Media Pembelajaran dengan Aplikasi Android.
     Dalam pemaparannya, beliau menunjukkan data dari we are social bahwa saat ini terjadi perubahan yang sangat fundamental pada penggunaan teknologi digital. Berdasarkan data, kepemilikan HP di Indonesia mencapai 353,8 juta buah dari 276,4 juta penduduk. Artinya, satu orang di Indonesia mempunyai lebih dari 1 HP. Dari jumlah penduduk dan kepemilikan HP itu, ada 212,9 juta penduduk Indonesia yang sudah memanfaatkan internet.
     "Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah melek teknologi digital. Karena itu, guru di Indonesia harus cakap digital sehingga bisa meningkatkan kualitas pendidikan" jelas peraih beberapa penghargaan sebagai pustakawan terbaik itu.
     Pada sesi selanjutnya, Johan membahas materi tentang penulisan artikel jurnal. Sebagai editor Jurnal Dwija Sukawati, Johan menjelaskan teknik sederhana untuk mengubah laporan hasil penelitian menjadi artikel jurnal. Para peserta diminta menghidupkan laptopnya dan membimbing mereka agar mampu menyusun artikel jurnal berdasarkan laporan hasil penelitian yang dimilikinya.
     "Sebuah artikel jurnal perlu memiliki delapan komponen, yaitu judul artikel dan identitas penulis, abstrak yang dilengkapi dengan kata kunci, pendahuluan, kajian teori setiap variabel, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, penutup yang berisi simpulan dan saran, serta daftar pustaka. Panjang naskah jurnal maksimal 15 halaman dengan 1,5 spasi dan memakai Arial 11" terangnya.
     Kehebohan terjadi pada sesi teknik membuat media pembelajaran dengan teknologi digital. Budiyarto mengajak peserta untuk membuat multimedia interaktif dengan smart app creator. Para peserta ditunjukkan caranya agar bisa membuat media yang menarik. Aplikasi buatannya ini tidak hanya bisa digunakan untuk pembelajaran, tetapi bisa dimanfaatkan pula untuk hiburan.
     "Karya bapak ibu bisa dipakai untuk pembelajaran maupun jadi konten. Tapi tentu harus diperhatikan kualitasnya supaya benar-benar bisa dirasakan manfaatnya" pesan Budi.
     Setelah menyelesaikan tugasnya, para peserta diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Setiap jenjang ada yang mewakili, seperti jenjang TK PAUD, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Ini berlaku untuk dua jenis materi yang dipelajari, yaitu menyusun artikel jurnal berdasarkan laporan hasil penelitian dan pembuatan media pembelajaran. Johan dan Budiyarto sebagai narasumber me-review presentasi tersebut. Hasil review harus dijadikan bahan perbaikan dan pelaporan sebagai Rencana Tindak Lanjut (RTL).