Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jadi Kaya dengan Menulis Buku Pengayaan

26 Januari 2019   14:57 Diperbarui: 26 Januari 2019   15:05 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Zein Mutaqqin, S.Pd., menyerahkan kenang-kenangan kepada narasumber (Foto: istimewa)

Johan Wahyudi dan peserta mengakhiri kegiatan dengan foto bersama (Foto: istimewa)
Johan Wahyudi dan peserta mengakhiri kegiatan dengan foto bersama (Foto: istimewa)
Tips Menulis Buku Pengayaan

Johan menambahkan, ada delapan langkah untuk menulis buku pengayaan. Satu, mempelajari standar isi (SI). SI ini sudah ditentukan oleh pemerintah sehingga penulis cukup mengembangkannya menjadi sebuah kerangka buku. Saat ini, SI itu disebut Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD).

Dua, setelah mempelajari SI, langkah berikutnya adalah menemukan kebutuhan. Dari sekian banyak kompetensi yang diajarkan, perhatikan materi yang sulit disampaikan. Itulah peluang menulis buku pengayaan. Kesulitan yang dialami penulis (baca: guru) sesungguhnya adalah kesulitan pembaca juga (baca: guru yang lain).

Tiga, buatlah kerangka buku. Buatlah sebuah kerangka atau draft daftar isi. Kerangka buku ibarat kompas atau pengarah. Dari kerangka buku ini, pembaca dapat membayangkan isi buku secara keseluruhan meskipun belum ditulis. Dalam perkembangannya, kerangka buku atau daftar isi ini boleh berubah.

Empat, mengumpulkan bahan. Bahan dapat berasal dari tulisan orang lain dan juga pengalaman pribadi penulis. Jika menggunakan tulisan orang lain, penulis harus mencantumkan sumbernya di daftar pustaka. Sebaliknya, penulis tidak perlu mencantumkan sumbernya jika hanya menggunakan pengalaman pribadi.

Lima, kembangkan. Satu per satu, bagian dari daftar isi dikembangkan. Tidak perlu tergesa-gesa agar mendapatkan naskah buku yang baik. Teliti dan cermatilah agar tidak terjadi kesalahan konsep, alur, dan juga logika

Enam, diskusikan. Ajak teman terdekat untuk membaca naskah yang telah diselesaikan. Terimalah kritikan atau saran karena pastinya pembaca mengharapkan naskah itu menjadi lebih baik. Hindari alergi kritik, apalagi marah-marah karena dikritik.

Tujuh, tawarkan. Tawarkan naskah yang telah selesai ditulis. Bisa menggunakan iklan di media cetak, menawarkan ke penerbit, bergabung ke grup kepenulisan di sosial media, atau minta bantuan ke penulis senior. Cara-cara ini baik dan etis dan biasa dilakukan oleh para penulis senior sebelum jadi penulis terkenal saat ini. Jadi, jangan malu menawarkan naskah Anda itu kepada pihak lain.

Ustadz Zein Mutaqqin, S.Pd., menyerahkan kenang-kenangan kepada narasumber (Foto: istimewa)
Ustadz Zein Mutaqqin, S.Pd., menyerahkan kenang-kenangan kepada narasumber (Foto: istimewa)
Sebelum acara berakhir, Johan bercerita tentang masa-masa merintis jadi penulis.

"Awalnya saya jadi wartawan kampus IKIP Yogyakarta 1991 silam, jadi penulis LKS dengan honor ratusan ribu, hingga jadi penulis buku dengan royalti ratusan juta. Alhamdulillah, seratusan buku dan modul telah terbit hingga kini" kisahnya di hadapan peserta. Acara siang itu diakhiri dengan foto bersama bersama semua guru dan wakil Pondok Pesandtren Modern (PPM) Assalaam Solo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun