"Isi baik takkan dilirik jika dikemas sembarangan. Akhirnya, kebaikan itu dilupakan banyak orang. Karena itu, isi yang baik harus dikemas dengan baik pula. Jadi, orang nggak seperti beli kucing dalam karung" terang narasumber, Johan Wahyudi, pada Diklat Penulisan Buku Pendidikan dan Pergelaran Karya Guru yang diselenggarakan Pengurus PGRI Kabupaten Banjarnegara beberapa waktu lalu.
Di hadapan 200 guru anggota PGRI Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, saya jelaskan bahwa tulisan yang bermutu terhindar dari 5 kesalahan, yakni penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis, kesalahan kosakata atau diksi, kesalahan ejaan, dan kesalahan pemenggalan.
Penyimpangan morfologis sering terjadi atau mudah kita jumpai pada judul dan kalimat aktif, yaitu pemakaian kata kerja yang tidak baku dengan penghilangan afiks atau imbuhan. Afiks pada kata kerja yang berupa prefiks atau awalan dihilangkan.
Contoh :
Amerika bom lagi kota Baghdad (salah)
Amerika mengebom lagi Kota Baghdad (benar)
Kita perlu maafkan kesalahan anak (salah)
Kita perlu memaafkan kesalahan anak (benar)
Kesalahan sintaksis yaitu kesalahan pemakaian tata bahasa atau struktur kalimat yang kurang benar sehingga sering mengacaukan pengertian. Hal ini disebabkan logika yang kurang bagus sehingga bisa menimbulkan salah tafsir.
Contoh :
Kerajinan Kasongan banyak diekspor hasilnya ke Amerika Serikat (salah)