Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yakin Masuk Surga?

29 Agustus 2018   18:53 Diperbarui: 29 Agustus 2018   18:54 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: klikislam.com

Jelas-jelas kita tahu bahwa harta itu berasal dari korupsi, mengapa kita nekad mengambilnya? Jelas-jelas harta itu bukan milik kita, mengapa kita tetap juga mencurinya? Tentu mustahil surga akan diberikan kepada orang-orang kotor itu meskipun mungkin harta korupsi itu digunakan untuk beribadah. Ingat, seteguk air yang berasal dari harta haram (mungkin hasil korupsi atau mencuri) bisa menjadi penghalang terkabulnya doa.

Ketika kita sering melalaikan anak-anak yatim dan dhuafa, apakah kita patut masuk surga? Jangan kepedean dengan kekayaan dan kesuksesan kita. Pada sebagian harta kita terdapat harta anak yatim dan dhuafa.

Apakah kita sudah menyantuni anak-anak yatim dan dhuafa itu? Kita sering pamer harta, jabatan, dan kesuksesan, tetapi justru sering menelantarkan anak-anak yatim dan dhuafa hingga mereka tak terurus. Karena anak-anak yatim dan dhuafa itu punya hak atas harta kita, cobalah dibayangkan jika mereka menuntut hak itu saat akhirat kelak.

Ketika kita sering menyebarkan fitnah, kebencian, dan permusuhan, apakah kita layak masuk surga? Surga itu tempat suci sehingga diharamkan bagi orang-orang kotor. Fitnah itu sangat kejam dan dosanya sangat besar melebihi besarnya dosa membunuh manusia, mengapa kita suka menyebarkannya? Kebencian itu merusak persaudaraan, mengapa kita sering menyebarkannya, bahkan jadi hobi? 

Permusuhan itu pasti berakibat kerusakan, mengapa kita suka melakukannya? Surga itu tempat yang indah, damai, dan nyaman. Bukan sebuah tempat yang berdarah-darah. Ingat itu...

Maka dari itu, hendaknya kita tidak mengabaikan keluarga, tidak meninggalkan kantor, tidak ceroboh terhadap asal-usul rezeki, tidak melupakan anak-anak yatim dan dhuafa, serta tidak mengumbar fitnah, kebencian, serta permusuhan jika ingin masuk surga. Karena surga merupakan tempat yang suci sehingga haram bagi orang-orang yang meninggalkan kewajiban atas nama egoisme. Kecuali punya kapling surga di surganya sendiri....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun