Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembuktian di Perbatasan

27 Januari 2018   19:41 Diperbarui: 27 Januari 2018   19:44 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering banget berseliweran informasi yang terkait dengan pembangunan infrastruktur. Ada yang bilang hoax, tetapi tak sedikit yang menyatakan bahwa informasi itu benar. Maka, diperlukan usaha untuk membuktikan kebenaran informasi itu. 

Salah satu informasi yang dibilang hoax adalah pembangunan Perbatasan Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong Kalimantan Barat. Benarkah semegah yang sering ditunjukkan media?

Saya berangkat dari Bandara Supadio Pontianak sekitar jam 12.00 WIB. Menurut teman yang mengantar saya, perjalanan ke Entikong akan membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Jadi, kita akan tiba di PLBN Entikong sekitar jam 17.00.

Taman Garuda di Entikong yang supermegah (Foto: Pribadi)
Taman Garuda di Entikong yang supermegah (Foto: Pribadi)
Selama perjalanan, jalan sepanjang 235 km mulus-lus. Jika ada jalan rusak, itu semata adanya perbaikan. Ya, di beberapa ruas jalan memang sedang dilakukan perbaikan, baik pembangunan jembatan maupun pelebaran. 

Bahkan, sewaktu memasuki Kabupaten Sanggau, terlihat bangunan rumah di kanan-kiri jalan sedang dipugar. Ternyata, rumah-rumah itu menjadi objek pelebaran jalan. Praktis, jalan Pontianak - Entikong memiliki lebar tak kurang dari 10 meter.

Sepanjang jalan dikelilingi hutan sawit dan permukiman. Sepanjang hari, truk-truk lalu lalang mengangkut sawit. Sesekali ada truk trailer yang membawa bahan bangunan.

Petugas PLBN Entikong bekerja sangat giat hingga petang (Foto: Pribadi)
Petugas PLBN Entikong bekerja sangat giat hingga petang (Foto: Pribadi)
Masyarakat di sana sangat ramah saat menyambut tamu. Mereka senang bercerita terkait pembangunan. Bahkan, mereka sama sekali tak menyangka jika jalan ke Entikong yang berpuluh-puluh tahun rusak parah, sekarang jadi jalan mulus bak jalan tol.

Adalah Pak Nursalim. Beliau sudah 15 tahun tinggal di Entikong. Menurutnya, kondisi Entikong sangat maju dan masyarakatnya sangat senang menyaksikan kemajuan. Jika dahulu orang-orang Indonesia suka bepergian ke Malaysia untuk foto selfi, sekarang terbalik. Orang-orang Malaysia suka bepergian ke Indonesia untuk sekadar jajan atau tamasya.

Pak Nursalim dan masyarakat perbatasan sangat bangga dengan kondisi Entikong saat ini (Foto: Pribadi)
Pak Nursalim dan masyarakat perbatasan sangat bangga dengan kondisi Entikong saat ini (Foto: Pribadi)
Dijelaskan olehnya, ada sekitar 20 pedagang seperti profesinya yang berjualan di sekitar PLBN Entikong. Semua pedagang diberikan semacam ID Card dan rompi pedagang. 

Dengan ID Carddan rompi itu, pedagang dapat berjualan ala online.Maksudnya, pedagang tidak perlu menjajakan dagangannya ala pedagang asongan ke taman di sekitar PLBN. Namun, pedagang cukup menerima pesanan yang dikirim lewat SMS atau WA. Keren, kan?

Banyak mobil Malaysia berseliweran menikmati Entikong (Foto: Pribadi)
Banyak mobil Malaysia berseliweran menikmati Entikong (Foto: Pribadi)
Setiap tamu harus melaporkan diri kepada petugas sebelum masuk ke PLBN Entikong (Foto: Pribadi)
Setiap tamu harus melaporkan diri kepada petugas sebelum masuk ke PLBN Entikong (Foto: Pribadi)
Menurut ceritanya, banyak fasilitas infrastruktur sedang dikebut penyelesaiannya. Selain gedung perkantoran yang sangat megah dan taman sangat indah yang sudah berdiri kokoh, sebentar lagi akan didirikan hotel, pusat perbelanjaan, taman, terminal, dan sarana prasarana lainnya. 

Memang sangat kasat mata pembangunan sarana penunjang itu dikebut di sepanjang jalan mendekati perbatasan. Karena itulah, Pak Salim, begitu saya memanggilnya, dan masyarakat yang ada di perbatasan berharap agar semua bisa diselesaikan tepat waktu, yakni sebelum 2020. Semoga....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun