Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membentuk Keluarga Literasi

26 Maret 2016   23:54 Diperbarui: 27 Maret 2016   00:13 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada lima cara membentuk keluarga literasi. Satu, selalu menyediakan sumber bacaan di rumah. Keluarga perlu memiliki perpustakaan yang menyediakan sumber bacaan. Sumber bacaan itu dapat berbentuk buku, majalah, jurnal, buletin, dan sumber bacaan lain yang disukai anak-anak.

Perpustakaan tidak harus berbentuk ruang atau kamar, tetapi dapat berupa sebuah lemari atau rak buku sederhana. Agar mudah dicari nyaman ditempati, lemari atau rak buku harus ditempatkan di ruang terbuka. Untuk menarik perhatian pengunjung, lemari atau rak buku perlu didesain yang unik, baik bentuk, warna, dan asesorisnya.

Dua, selalu menyisihkan uang untuk membeli sumber bacaan. Kita sering kikir untuk membeli buku, tetapi royal berbelanja kebutuhan konsumtif. Ini adalah sikap kurang terpuji karena ilmu dianggap sebagai sesuatu yang lebih rendah daripada barang.

Uang dapat diperoleh dengan menabung. Pada awal atau akhir bulan, tabungan dibuka. Keluarga dapat mengadakan wisata belanja buku sebagai salah satu kegiatan wisata ilmu yang tentu sangat menyenangkan.

Tiga, meluangkan waktu untuk membaca. Orang tua harus meluangkan waktu untuk membaca bersama dengan anak-anak. Kegiatan itu dapat diadakan setiap hari dengan memilih waktu yang paling tepat. Waktu petang menjadi waktu yang paling tepat digunakan untuk membaca karena semua anggota keluarga bisa berkumpul.

Agar manfaat membaca makin bermanfaat, anggota keluarga perlu membuat kesepakatan, seperti menceritakan isi bacaan yang telah dibacanya secara bergantian. Jadi, terjadi diskusi dalam keluarga itu sehingga terjadi saling tukar informasi.

Upaya ini akan berhasil jika orang tua bisa menjadi aktor utama karena air itu mengalir ke bawah. Ungkapan yang sering digunakan untuk menasihati bahwa perilaku orang tua akan ditiru oleh anak-anak. Jika orang tuanya senang membaca, tentu saja anak-anak akan menirunya.

Empat, menyediakan hadiah buku. Banyak orang tua sering memberikan hadiah kepada anak pada saat-saat istimewa, seperti ulang tahun, kenaikan kelas, menjadi juara dan lain-lain. Kebiasaan itu baik karena dapat memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Namun, pemberian hadiah yang tidak tepat dapat menjadi kontraproduktif bagi prestasi anak karena hadiah itu sering berbentuk barang-barang konsumtif, seperti kue, pakaian, gadget, motor, bahkan mobil.

Maka, alangkah baik dan bijaksananya jika hadiah itu berbentuk buku atau voucher pembelian buku. Orang tua dapat mengajak si anak ke toko buku dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih buku yang disukainya. Dengan demikian, buku dapat menjadi hadiah yang sangat istimewa bagi anak.

Lima, berlangganan media cetak. Setiap keluarga hendaknya berlangganan minimal sebuah media cetak agar dapat mengikuti perkembangan informasi dan pengetahuan. Sebaiknya media cetak lokal dijadikan pilihan utama agar anak-anak mengetahui perkembangan informasi daerahnya, seperti informasi pendidikan, olahraga, pertanian, politik dan lain-lain.

Selain mendapatkan beragam informasi tadi, pembaca juga dapat memanfaatkannya untuk berlatih menulis karena setiap media cetak pasti menyediakan rubrik opini atau gagasan. Rubrik ini memang disediakan bagi pembaca agar mengisinya berdasarkan kajian keilmuah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun