Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengenal Model Penulisan Buku

9 Oktober 2012   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:03 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_217090" align="aligncenter" width="624" caption="Tiga buku terbaruku yang terbit pada tahun ini. "][/caption]

Menjadi pembaca itu baik karena dapat memeroleh beragam informasi dan ide-ide dari sang penulis. Informasi dan ide itu pun bermanfaat bagi pengembangan diri dan batin-pikirannya. Bahkan, agama mengajarkan umatnya agar gemar membaca karena banyak ayat-ayat Tuhan tersirat di “buku” alam ciptaannya. Oleh karena itu, Tuhan pun memberikan hadiah berupa “satu” kebaikan untuk setiap huruf yang dibacanya. Namun, menjadi penulis (buku) jelaslah lebih baik. Mengapa?

Kegiatan menulis merupakan kegiatan penuangan ide atau gagasan dalam pikiran ke bentuk tulisan yang terbaca. Kegiatan menulis sungguh merupakan kegiatan mulia karena penulis menyediakan bahan bacaan untuk pembacanya. Oleh karena itu, Tuhan pun mengangkat derajat para penulis. Derajat di sini dapat diartikan sebagai kemuliaan kehidupan, baik materi maupun nonmateri. Maka, pernahkah kita melihat kehidupan penulis yang miskin? Selama saya menekuni dunia kepenulisan, saya belum pernah bertemu para penulis yang miskin. Rerata mereka memiliki kehidupan yang mapan dan sangat baik.

Berkenaan dengan itu, saya pun berusaha mengajak teman-sahabat agar menekuni dunia kepenulisan buku. Di banyak tempat, tak henti-hentinya saya “memprovokasi” teman-sahabat itu agar getol dan menjaga semangat kepenulisannya. Alhamdulillah, para sahabat tersebut akhirnya dapat menghasilkan buku juga meskipun jelas itu tidak berasal dari motivasiku. Sekadar berucap syukur karena para sahabat sudah memproklamasikan diri sebagai penulis buku melalui karya terbaiknya. Terinspirasi dan termotivasi oleh beragam pertanyaan dari para sahabat, saya akan menjelaskan tiga model pengembangan penulisan buku. Apa saja itu?

Reformulasi Buku Lama

Ketika membaca buku, kita tentu akan menemukan beragam kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Sebagai pembaca, tentu kita akan mengambil kelebihannya. Kita pun menggunakan kelebihan itu untuk beragam kepentingan, seperti menjawab pertanyaan, meningkatkan pemahaman, dan sekaligus menjadi hiburan. Maka, pembaca akan merasa mendapatkan kepuasan setelah menyelesaikan bacaannya.

Bagi seorang penulis, kekurangan buku merupakan rezeki nomplok baginya. Kekurangan buku yang dibacanya merupakan ide mahal nan berharga untuk dikembangkan menjadi buku baru. Oleh karena itu, banyak penulis mengembangkan buku-buku baru dengan topik sejenis. Cobalah kita berkunjung ke perpustakaan atau toko buku. Begitu banyak buku yang mirip topiknya. Sebenarnya buku-buku dengan topik yang sama berasal dari topik yang sama. Pembeda buku-buku itu hanyalah terletak dari sudut pandang sang penulis. Itulah yang disebut model pengembangan reformulasi penulisan buku.

Model Terjemahan

Banyak buku asing beredar di Indonesia. Buku-buku itu berasal dari negeri lain yang diimpor atau didatangkan. Rerata buku itu merupakan hasil penelitian, buku teknologi, dan jurnal ilmiah. Tentu buku yang berbahasa asing memiliki pembaca segmen yang serba terbatas. Oleh karena itu, banyak penerbit berusaha membaca celah dengan mengalihbahasakan atau menerjemahkan buku asing tersebut. Inilah yang disebut model penulisan buku terjemahan. Bagaimanakah langkah untuk menerjemahkan buku asing?

Langkah awal adalah menjalin kerjasama atau berkomunikasi dengan penerbit. sampaikan bahwa buku asing tersebut sangat penting dan memiliki nilai pasar atau marketable. Tentu langkah itu disertai dengan proposal. Setelah proposal diterima, selanjutnya penulis atau penerjemah menghubungi penulis aslinya. Karena buku termasuk karya ilmiah, tentu penerjemah dan penulis harus membuat kesepakatan tertulis di atas kertas mengenai HAKI. Dan langkah terakhir adalah penerjemahan yang akurat!

Model Ide Mandiri

Karena gemar membaca, penulis buku akan menemukan beragam masalah untuk dipecahkan. Masalah-masalah itu pun disusun dalam bentuk kerangka atau out line. Hasil identifikasi masalah itu pun dilanjutkan menjadi sebuah kerangka karangan atau semacam daftar isi buku. Dari daftar isi inilah, penulis mulai mengumpulkan bahan, mengembangkan bahan, dan menuliskannya untuk dijadikan naskah buku.

Model ini sangat cocok dilakukan oleh para pendidik (guru dan dosen). Pada saat mengajarkan keilmuan, rerata mereka – guru dan dosen – akan menemukan beragam masalah. Dari masalah itulah, mereka berusaha memecahkannya seraya menawarkan ide atau gagasan. Dan ide atau gagasan itu diformulasikan dalam bentuk buku. Maka, setahuku, penulis yang berprofesi sebagai guru atau dosen memiliki keluasan keilmuan di atas rerata dibandingkan guru dan dosen “biasa”.

Saya telah menulis buku dengan dua dari tiga model di atas, yaitu model reformulasi dan mandiri. Saya pernah mengubah hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi beberapa buah buku pengayaan. Bahkan, saya telah mereformulasikan skripsi dan tesis menjadi buku pula. Namun, saya belum pernah menulis buku dengan model penerjemahan karena keterbatasan penguasaan bahasa asing. Daripada salah, lebih baik saya menghindarinya. Yuk, kita belajar menulis buku...!!!

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun