Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bijak Mengelola Gaji ke-13

22 Juni 2012   11:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:39 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_196326" align="aligncenter" width="616" caption="ilustrasi/admin(Ajie Nugroho)"][/caption]

Uang itu sering membutakan. Banyak orang terlena dengan uang. Uang dapat digunakan sebagai sarana untuk berbuat baik. Namun, sering pula uang menjadi sumber petaka. Maka, muncullah peribahasa populer: ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang. Peribahasa itu bermakna bahwa rasa sayang muncul karena tersedianya uang. Kasihan sekali orang yang tak punya uang karena akan ditendang alias tak mendapatkan kasih sayang. Maka, alangkah bijaknya jika kita mampu mengelola uang manakala kita mendapatkannya.

Akhir bulan ini, para PNS, TNI/ Polri, dan pensiunan di Indonesia akan digembirakan lagi. Jika awal tahun sudah menikmati kenaikan gaji berkisar 7%, awal bulan ini para PNS akan menerima gaji ke-13. Sontak pencairan gaji ke-13 ini disambut mereka dengan suka cita karena gaji ini tidak mengalami pemotongan serupiah pun meskipun PNS memiliki tanggungan kredit di bank. Jadi, gaji ke-13 diterimakan bersih.

Pada situasi yang demikian, biasanya dan umumnya, para PNS akan terlihat watak aslinya: gemar berbelanja alias budaya konsumtif ditampakkan. Menyikapi kondisi tersebut, saya akan berbagi pengalaman tentang pengelolaan gaji ke-13 atau penghasilan lain yang tak terduga. Pengalaman ini selalu diulang-ulang setiap tahun dan atau setiap saya menerima penghasilan tak terduga lainnya.

Langsung Dibersihkan 2,5%

Ya, sebaiknya gaji ke-13 langsung dibersihkan dengan menyisihkan minimal 2,5% dari penerimaan. Taruhlah Anda menerima gaji ke-13 sebesar Rp 4 juta. Sebaiknya Anda menyisihkan langsung uang sebesar Rp 100.000 dan pisahkan dari uang pokok. Selanjutnya, silakan Anda berikan uang Rp 100.000 itu ke orang-orang yang pantas menerimanya, seperti anak yatim piatu, fakir miskin, atau dititipkan ke badan pengelolaan zakat, infak, dan shodakah.

Ambil Skala Prioritas

Saat ini, semua anak sedang menunggu pembagian hasil belajar alias kenaikan kelas. Maka, sebaiknya orang tua langsung memprioritaskan gaji ke-13 untuk melengkapi kebutuhan anak tersebut. Biasanya orang tua akan mengeluarkan cukup banyak biaya pada awal-awal tahun pelajaran ini. Jika Anda belum memiliki anak, mungkin sebaiknya Anda belajar berinvestasi untuk menyediakan piranti yang produktif. Jadi, uang gaji ke-13 meninggalkan bekas.

Perhatikan Lingkungan

Cobalah kita memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Jika lingkungan terdapat orang-orang yang memerlukan bantuan segera, sebaiknya kita bersikap ringan tangan alias gemar membantunya. Tidak harus si miskin, tetapi semua orang yang memerlukan bantuan kita. Memberikan bantuan pada saat yang tak terduga akan memberikan kesan mendalam bagi si penerima.

Berikan Kado Istimewa bagi Si Dia

Semua orang pasti memiliki orang yang dianggap istimewa. Keistimewaan orang itu dapat disebabkan percintaan, penghormatan, dan atau balas budi. Silakan Anda memberikan kado istimewa untuk pacar tercinta. Silakan Anda memberikan hadiah istimewa bagi orang tua. Dan silakan Anda menyiapkan balasan kebaikan kepada orang yang sudah berbuat baik kepada Anda. Yang perlu diperhatikan, kado tidak harus berbentuk barang mahal. Namun, sebaiknya kado itu berbentuk barang yang dapat mengingatkan dirinya atas pemberian itu.

Setiap saat dan setiap munculnya kemungkinan untuk berbuat baik, hendaknya kita berusaha melakukannya. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Barang siapa mengajak orang menuju kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak pahala yang didapatkan orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala yang menjadi haknya. Sebaliknya, barang siapa mengajak orang menuju kejahatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun (HR Shahih Muslim). Mari kita selalu berusaha menyeru kepada kebaikan.

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun