Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Lima Penyebab Kegagalan (Calon) Penulis Buku

12 Mei 2012   00:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:25 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13367946801611198165

[caption id="attachment_187726" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Kompasiana (shutterstock)"][/caption]

Ketika sebuah keinginan akan dicapai, tentunya kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Jika semua dilandasi rasa cinta, tentu pengorbanan adalah hal biasa. Tidak ada kesuksesan datang begitu saja. Semua mesti melalui proses. Kadang proses itu berlangsung dalam rentang waktu pendek. Namun, sering pula proses itu berlangsung cukup lama, bahkan bertahun-tahun. Ketika keinginan itu tergapai, semua rasa capek dan segala pengorbanan itu terbayar lunas. Betapa bahagianya jika keinginan itu terwujud.

Sedemikian halnya dengan keinginan untuk menjadi penulis buku. Banyak rintangan akan menjadi penghalang. Rintangan dan atau penghalang itu dapat berasal dari internal maupun eksternal. Hambatan dari internal berarti hambatan itu berasal dari calon penulis buku, sedangkan hambatan eksternal berasal dari luar calon penulis buku. Maka, saya mencatat lima penyebab kegagalan (calon) penulis buku untuk mewujudkan keinginannya menjadi penulis buku.

Malas Membaca

Seorang penulis buku mesti memiliki hobi membaca buku. Mengapa? Karena buku adalah sumber inspirasi baginya. Dengan membaca buku, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan buku itu dapat digunakan sebagai acuan pengembangan ide, sedangkan kelemahan menjadi daya tarik bagi calon penulis untuk mereformulasikan kekurangan buku yang dibacanya tersebut. Jadi, hendaknya calon penulis buku gemar membaca buku, khususnya jenis buku yang akan dikembangkannya.

Miskin Konsistensi

Semangat menulis buku harus digelorakan setiap saat. Hendaknya penulis buku tidak kendoratau melemah semangatnya. Meskipun banyak godaan menari-nari di depan mata, penulis buku mesti berusaha menghindarkan diri dari bayang-bayang itu. Penulis buku harus menjaga konsistensi sikap seraya terus dan terus menulis. Baginya, menulis adalah sebuah rutinitas tanpa paksaan karena ia dapat menikmati rutinitas itu.

Tidak Kreatif

Penulis buku mesti berusaha memberikan variasi tulisan. Oleh karena itu, penulis buku harus memiliki kekayaan kosakata, ide, dan olah bahasa. Rerata penulis buku sering terjebak padamonostyle bahasa. Tentu itu akan menyebabkan kejenuhan dan karyanya kurang bernilai. Lalu, bagaimanakah kreativitas itu dimiliki calon penulis buku? Tentu tak lain dengan membaca buku-buku sejenis. Dengan mencari buku pembanding, calon penulis buku akan mendapatkan banyak masukan.

Kebal Kritik

Kritik itu merupakan wujud sebuah kasih sayang rekan kepada kita. Oleh karena itu, hendaknya penulis buku memiliki sikap legawa alias lapang dada. Penulis buku tidak boleh mudah marah jika dikritik. Ia akan menerima setiap kritikan dengan ucapan terima kasih. Maka, hendaknya calon penulis buku justru meminta kritikan sebanyak-banyaknya dari banyak kawan. Semakin banyak kritikan tentu itu akan melahirkan tulisan yang makin berkualitas.

Miskin Kawan

Banyak kawan akan mendatangkan banyak rezeki. Maka, taburkanlah ajakan kebaikan di mana pun berada. Janganlah kita mudah mencaci-maki orang lain karena itu justru menjadi cermin perilaku kita. Tampakkan sikap kita sebagai pribadi sederhana nan bersahaja. Dengan sikap itu, tentu orang-orang akan datang dan menyapa kita. Jika itu terjadi, sebuah keuntungan pun pasti didapatkan. Dan sikap itu harus dimiliki calon penulis buku. Setelah buku tersusun, tentu buku itu harus dijual. Penerbitan buku tidak dimaksudkan memuaskan penulisnya. Namun, buku itu harus mendatangkan banyak keuntungan bagi penulis dan penerbit. Karena penulis buku memiliki banyak kawan, tentu buku itu akan terbeli cukup banyak. Rerata pembeli lebih berdasarkan niatan untuk menjaga hubungan baik daripada memertimbangkan kualitas buku. Maka, milikilah banyak kawan.

Hari-hari terakhir ini, saya sering disapa banyak kawan. Rerata kawan itu menyapa lewatemail, , inbox, SMS, dan berkunjung ke blog pribadiku. Namun, sapaan teman-teman itu memiliki kesamaan. Rerata teman ingin menjadi penulis buku. Namun, rekan-rekan bingung untuk memulainya. Maka, tulisan di atas mudah-mudahan bermanfaat dan menginspirasinya sehingga keinginannya menjadi penulis buku dapat terwujud. Selamat berkarya, kawan-kawan. Jangan lupa diinformasikan kepada saya jika bukunya sudah terbit.

Teriring salam,

Johan Wahyudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun