Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Acara Marry Me Trans 7 Bikin Geli

14 April 2012   06:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1334385940365500825

[caption id="attachment_181846" align="aligncenter" width="270" caption="Pintar-pintarlah memilih acara di televisi."][/caption]

Televisi memang memiliki multifungsi. Selain menjadi sarana berita, teelvisi juga berguna untuk memeroleh hiburan. Bahkan, televisi dapat berfungsi sebagai sarana untuk bertemu dan atau mencari jodoh. Mau bukti?

Kemarin saya dibuat geli oleh Trans 7. Waktu itu, saya sedang menemani anak-anak menonton televisi. Kebetulan saya jarang menonton televisi sehingga kurang mengenal jenis-jenis acara. Dan anak-anakku sangat senang dengan acara film kartun di MNCTV. Sebagai orang tua, saya tentu mesti mengalah agar anak-anak tidak menangis.

Ketika acara sedang diselingi iklan, iseng-iseng saya memindahkan channel televisi. Satu demi satu saya memilih stasiun televisi. Dan saya sempat berhenti ketika menyaksikan iklan acara di Trans 7. Iklan itu adalah acara Marry Me.

Digambarkan seorang pemuda sedang mengamen di bus kota. Lalu, pemuda itu menyanyikan beberapa lagu. Lalu, seorang pemuda merangkai beberapa bunga mawar merah. Baik pemuda di bus kota maupun merangkai bunga, pemuda itu sedang menarik simpati gadis pujaannya karena mereka ingin menikahinya. Saya tertawa geli menyaksikan iklan itu. Beginikah para pemuda masa kini mencari bini?

Tidak di sinetron, berita, atau pun acara hiburan. Kita begitu mudah menemukan acara-acara yang mengelikan. Di sinetron, kita dihanyutkan oleh suasana yang begitu glamour. Tak perlu bekerja keras, para bintang iklan itu bisa mengendarai mobil bagus, makan enak, dan memiliki rumah mewah. Entahlah, hanya sebeginikah kualitas hiburan kita?

Mestinya para produser itu berusaha memberikan pendidikan yang layak kepada para penonton. Saya yakin bahwa sebenarnya para produser itu memiliki kemampuan untuk menyediakan atau memproduksi hiburan murah-berkaualitas. Namun, agaknya telah terjadi pergeseran gaya hidup dan itu menimpa para produser dimaksud.

Seperti acara Marry Me. Saya mengartikan judul acara itu sebagai Nikahilah Aku. Tentunya pemuda yang menaksir pemudi atau cewek beragama. Apapun agama pemuda dan pemudi itu, jelas pemuda memberikan pedoman untuk memilih jodoh. Lalu, dari mana pemuda dan pemudi itu mendapatkan ilmu perjodohan dengan mengamen dan merangkai bunga? Benar-benar konyol.

Dalam agama Islam, jelas dijelaskan empat kriteria jodoh yang baik. Pertama, fisik yang baik. Fisik dapat dimaknai sebagai wajah cantik atau ganteng. Mengapa kriteria fisik menjadi faktor penting? Karena wajah adalah bagian pertama yang dilihat calon jodohnya. Maka, pilihlah jodoh yang berwajah cantik atau ganteng.

Kedua, keturunan jodoh.Hendaknya pemuda dan pemudi itu mencari jodoh yang berasal dari keluarga baik-baik. Tidak asal dapat jodoh tanpa diketahui sejarah keluarganya. Itu menjadi penting karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Maka, carilah jodoh yang berasal dari keluarga baik-baik agar pasangan jodoh itu menghasilkan keturunan yang baik pula.

Ketiga, kekayaan. Manusia jelas makan nasi dan bukan makan cinta. Itu adalah ungkapan kasarnya. Jadi, berusahalah para pemuda dan pemudi lajang mencari jodoh yang telah memiliki pekerjaan. Jangan dibuai rayuan gombal demi cinta. Memang perut kita bisa kenyang hanya dengan makan cinta? Ada-ada saja!

Keempat, agama. Faktor agama menjadi faktor terpenting. Mengapa? Karena agama menjadi pengarah hidup. Agama akan menuntun pemeluknya untuk mencapai cita-cita. Jika pasangan itu berbeda agama, tentu pasangan itu sulit mengendalikan tuntunan agama yang akan digunakan untuk mendidik anak-anaknya. Jadi, tentu akan menjadi lebih mudah mendidik anak jika pasangan itu memiliki kesamaan agama.

Acara Marry Me Trans 7, menurutku, tidak memberikan pendidikan yang baik kepada para lajang ketika mencari jodoh. Acara itu seakan hanya membuai penonton, khususnya para lajang, dengan bayang-bayang keindahan. Apakah acara itu memang didesain demikian ataukah karena kedangkalan wawasan sang produser? Saya tidak tahu!

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Sumber gambar: Sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun