Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita Ini Layak Menjadi Teladan Kita

15 Agustus 2011   07:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_129272" align="alignleft" width="300" caption="Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah"][/caption]

Pada umumnya, seorang pengusaha itu akan bersaing mati-matian demi mendapatkan keuntungan melalui proyek-proyeknya. Mereka memelajari kelemahan lawan. Kemudian, mereka menggunakan cara-cara licik. Mereka tak segan sikut kanan dan kiri para competitor. Boro-boro memberikan ilmu suksesnya, sekadar berbisnis yang santun saja mereka tidak bersedia. Yang penting usahaku maju dan jika perlu pengusaha lain mesti mati. Kejam sekali ya kalau ada pengusaha bermental demikian. Penggambaran di atas sama sekali berbeda dengan sosok pengusaha ini. Beliau adalah Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah, Ketua Dewan Komisaris PT Tiga Serangkai Solo. Di usianya yang separuh abad lebih, pendiri Grup Tiga Serangkai masih terlihat cekatan bekerja. Satu kelebihan yang sangat bernilai dari pengusaha ini adalah keikhlasannya dalam berbagi kiat bisnis. Teramat jarang pengusaha mau membuka rahasia perusahaan. Rerata mereka menyimpan dalam-dalam rahasia itu agar tidak ketahuan para pesaing. Dalam koran Solopos (Senin, 15 Agustus 2011), beliau menjelaskan bahwa usahanya berawal dari kegelisahan dirinya dan suaminya, Abdullah Marzuki (almarhum), yang berprofesi sebagai guru. Saat itu, sarana belajar masih minim. Buku menjadi barang yang teramat berharga. Semangat menyekolahkan anak-anak masih dimiliki masyarakat dengan sangat baik. Sayangnya, sarana pendukung belajar sangat minim. Jangankan untuk membeli buku, suplai barang untuk daerah pinggiran juga sangat minim. Kondisi itu memantik jiwa usahanya. Suaminya membuat ringkasan soal dan materi yang disarikan dari berbagai ilmu. Pada awalnya ditulis tangan. Lalu, ringkasan itu selalu diperbaharui dari edisi ke edisi. Karena kebutuhan materi itu semakin baik. Beliau merintis usaha sebagai agen Toko Buku Tiga yang berada di Wuryantoro, Wonogiri. Singkat kisah, beliau meminta kawannya pemilik percetakan, Wie Sang Hien, untuk mencetak naskah dengan menggunakan perangkat sederhana. Dalam waktu singkat, Himpunan Pengetahuan Umum (HPU) dan Himpunan Pengetahuan Alam (HIPA) mulai dijual. Ternyata, buku itu mendapat respon yang sangat baik dari pasar. Pemesan pun semakin banyak. dari situasi itulah, Pak Abdullah membuat buku intisari untuk persiapan ujian, semisal Ilmu Hayat, Ilmu Hitung, Ilmu Bumi, Ilmu Alam dan lain-lain. Responnya luar biasa. Buku laris manis terjual. Nilai kelulusan melonjak tajam. Kegigihan pun berlanjut. Beliau memasarkan produk-produk itu ke seluruh penjuru tanah air. Pada awalnya, beliau hanya berbekal peta Indonesia. Sungguh perjuangan yang benar-benar dari nol hingga sebesar itu. Ketika ditanya kiat suksesnya, beliau hanya menjawab, "Kepercayaan itu mahal harganya. Kepercayaan itu ada karena buah kerja keras." Sebuah nasihat bijak yang sangat bermanfaat bagi saya. Terima kasih Bu Siti untuk kiat-kiatnya. Semoga Allah memberikan panjang umur dalam kesehatan dan keberkahan. Amin ya rabbal 'alamin.

Selamat Siang

Sumber gambar: SINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun