Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Sebaiknya) Pak SBY Berpidato dengan Naskah Ini

24 Juli 2011   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alamu alaikum warahmatullaahi wa braakaatuh. Salam sejahtera untuk kita.

Yang saya hormati, Ketua Umum Partai Demokrat beserta dengan segenap jajaran pengurus partai

Serta para kader dan simpatisan Partai Demokrat yang berbahagia

Terlebih dahulu, marilah kita bersyukur kepada Allah atas semua anugerah-Nya sehingga kita dapat bertemu di sini dalam rangka menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat dalam keadaan sehat walafiat. Tanpa kebaikan-Nya, mustahillah kita dipertemukan dalam suasana yang penuh rahmat-Nya. Selanjutnya, perkenankanlah saya menyampaikan pidato sebagai Pembina Partai Demokrat dengan judul Kembalikan Partai Demokrat kepada Rakyat.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Akhir-akhir ini, partai kita sedang mendapat ujian yang luar biasa hebatnya. Di sana-sini, partai kita digempur habis-habisan oleh para kompetitor kita. Tak henti-hentinya permasalahan yang sedemikian kompleks menghajar dan menghantam partai kita. Tentunya ujian dan hantaman ini mesti mendapat respon serius. Namun, ternyata kita sering kalah cepat daripada pihak lain.

Hantaman yang diberikan kepada Partai Demokrat seharusnya menjadi refleksi kita ke depannya. Apa yang salah dengan partai kita? Mengapa rakyat begitu muak dengan partai kita? Dan bagaimanakah kita akan menyelesaikan semua permasalahan itu? Tiga pertanyaan yang harus kita jawab agar rakyat kembali bersikap positif kepada partai kita.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Kita harus mengakui bahwa semakin tinggi pohon maka angin pun akan semakin kuat menerpanya. Partai kita barulah seumuran jagung jika dibandingkan dengan partai-partai lain. Namun, partai kita telah mampu menjadi pemenang pemilu sebanyak dua kali. Bahkan pemilu 2009, kita mampu memenangkan pertarungan dengan meraih sekitar 60% suara. Lalu, mengapa rakyat yang menjadi konstituen kita kini seakan menjauh dari kita?

Saya menduga bahwa sikap antipati rakyat disebabkan uang yang digunakan untuk membangun partai ini berasal dari uang rakyat. Mungkin kita sering menggunakan uang rakyat untuk keperluan partai kita. Bacalah tulisan Pak Ajinata yang menuliskan bahwa Ratusan Mobil Pelat Merah Meramaikan Rakornas PD. Mobil plat merah adalah lambang mobil rakyat yang dipinjam pemerintah. Mengapa kita menggunakan mobil-mobil itu ke sini? Maka, saya memerintahkan Saudara-saudara agar segera mengembalikan mobil dan mengganti BBM yang digunakan. Ingat, semua itu berasal dari uang rakyat. Dari sinilah, saya menduga bahwa rakyat akan bersikap kurang simpatik kepada partai kita.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Rakyat yang menjadi konstituen kita mulai bersikap muak kepada partai karena mungkin ketidakpedulian partai kita kepada rakyat. Banyak kader yang suka mengumbar janji-janji manis. Namun, justru janji-janji itu kini menjadi bumerang yang kini seakan membunuh partai kita. Maka, sejak saat ini, saya memerintahkan semua kader agar tidak suka berjanji. Tepatilah semua janji yang pernah Saudara sampaikan kepada rakyat dan jangan menambah janji baru lagi!

Selain itu, saya memerintahkan semua kader agar menjaga etika dalam pergaulan. Saya mendengar selentingan berita bahwa ada kader kita yang selingkuh. Kabar ini jelas akan mengotori partai kita. Oleh karena itu, saya memerintahkan semua kader agar bersikap setia kepada pasangannya. Hendaknya semua kader menjadi teladan yang baik bagi rakyatnya. Jadilah magnet yang mampu menarik simpati rakyat melalui kelakuan Saudara!

Saudara-saudara yang berbahagia,

Kini, kita sedang berhadapan dengan beragam problem. Kita tidak mungkin mampu menyelesaikan semua masalah itu berkesendirian. Oleh karena itu, kita harus menyelesaikan semua masalah itu dengan berpijak tiga hal, yaitu:


  1. Tolong semua masalah yang dihadapi partai kita diselesaikan dengan model makan bubur ayam. Selesaikanlah masalah yang terdekat dengan masalah Saudara. Sedikit demi sedikit masalah itu pasti terselesaikan.
  2. Penuhi semua janji yang pernah terlontar agar kepercayaan rakyat dapat kembali. Saya ingin memberikan kesan baik kepada rakyat pada sisa pengabdian jabatan kedua ini. Tolong bantulah saya agar rakyat memberikan predikat positif kepada saya.
  3. Bangunlah partai ini dengan rezeki yang benar-benar halal. Jauhkan uang yang berasal dari proyek-proyek pemerintah. Jika Saudara bekerja dengan uang rakyat, tolong Saudara membuat laporan yang kredibel dan akuntabel. Semua itu bertujuan agar rakyat percaya bahwa partai ini besar karena dibesarkan dari uang yang benar-benar bersih.


Demikianlah pidato singkat saya. Tentunya saya selaku Pembina Partai Demokrat pernah berbuat salah dan khilaf. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan hati dan kebesaran jiwa, saya meminta maaf kepada semua kader dan semua rakyat Indonesia. Tolong berikanlah kritikan kepada saya secara langsung. Saudara dan rakyat Indonesia dapat menggunakan nomor HP saya dengan nomor 08562517xxx. Nomor itu dapat dihubungi 24 jam karena saya memang siap melayani rakyat 24 jam. Semoga pidato ini dapat menguatkan kepercayaan rakyat dan tidak sekadar upaya saya mendongkrak citra. Amin.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.

Teriring salam,

Pembina Partai Demokrat

Susilo Bambang Yudhoyono dengan konseptor pidato Johan Wahyudi (numpang promosi, ah. Hahahaha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun