Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buktikan Cintamu

29 Agustus 2010   14:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pernah mengalami yang namanya “jatuh cinta”. Wouw, betapa rasanya hati ini ketika rasa itu datang. Jika diterima cintanya, mata berbinar dan hati pun bergairah. Sebaliknya, mata menjadi sayu dan hidup tak bergairah jika rasa cinta itu ditolak. Begitulah rasa cinta itu= berjuta rasanya.

Rasa cinta hakiki seharusnya hanya untuk Allah. Tanpa Allah, kita tak berada dan tak berdaya. Allah-lah yang memberi kehidupan dan mematikan kehidupan. Sebagai hamba yang baik, kita harus mencintai Allah dengan sepenuh hati. Ini bertujuan agar Allah memperhatikan juga sepenuh hati.

Rasa cinta itu perlu dibuktikan dengan perbuatan. Seperti waktu berpacaran, kita rela datang ke rumah pacar meskipun hujan deras dan melewati kuburan. Semangat pengorbanan memang harus dibuktikan agar si doi benar-benar percaya bahwa kita mencintai sepenuh hati.

Demikian halnya cinta kita kepada Allah: perlu pembuktian. Cinta kepada Allah adalah cinta kita tertinggi. Orang beriman yang lurus pastilah lebih mencintai Allah daripada mencintai lainnya.

Cinta kepada Allah diibaratkan pohon yang besar dan kokoh. Akarnya menghujam kuat ke bumi. Cabang-cabangnya menjulang tinggi ke langit. Pohon itu berbuah sesuai dengan musimnya. Dan buah pohon itu harum dan enak rasanya.

Jika kita benar-benar mencintai Allah, setiap tingkah laku kita harus sesuai dengan aturan Allah. Misalnya, kita berpakaian. Hendaknya pakaian kita yang sopan dan menutup aurat. Kita pun harus mengerjakan sholat tepat waktu. Kita harus rajin mengaji untuk mencari ilmu. O iya, kita pun harus berbakti kepada ibu dan bapak. Kita tidak boleh berkata kotor.

Orang sering mengatakan cinta kepada Allah. Namun, dia tidak menunjukkan bukti cintanya kepada Allah. Bisa saja mulut berucap ”Cinta Kepada Allah”, sedangkan hatinya sering melanggar aturan Allah. Bisakah mereka disebut mencintai Allah? Tentu saja tidak. Mencintai Allah harus dibuktikan. Nah, bukti kita mencintai Allah ada tiga, yaitu:

1.Allah menjadi tujuan utama dalam segala hal. Misalnya, kita sedang bermain. Tiba-tiba, terdengar suara adzan. Anak yang baik pasti berhenti bermain. Anak yang baik akan segera mengambil wudzu dan mengerjakan sholat. Jangan sebaliknya, malah berpura-pura tidak mendengar adzan dan melanjutkan bermain. Itu berdosa.

2.Tidak mengerjakan perbuatan dosa. Allah membenci orang yang gemar berbuat dosa. Misalnya, kita suka mencela atau menjelek-jelekkan teman. Atau, kita bertengkar dan berkelahi. Semua itu adalah perbuatan dosa. Karena itu, kita harus menahan diri dan tidak melakukan perbuatan dosa itu.

3.Gemar berdzikir pada setiap kesempatan. Mencintai Allah dibuktikan dengan ucapan Asmaul Husna pada setiap kesempatan. Misalnya, kita berucap SUBHANALLAH jika melihat sesuatu yang menakjudkan. Atau, kita berucap INNALILLAH jika mendapat musibah.

Itulah beberapa tanda bahwa kita mencintai Allah dengan sepenuh hati. Ringkasnya, orang yang mencintai Allah selalu berusaha mencari ridha-Nya. Ia akan selalu mengerjakan perintah-Nya. Juga, ia akan selalu menjauhi larangan-Nya. Ia pasti berharap untuk dapat berjumpa Tuhannya kelak di akhirat. Sudahkah Anda buktikan cintamu kepada Allah malam ini? Semoga bermanfaat dan selamat malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun