Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahaya Makanan

27 Agustus 2010   22:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_241615" align="aligncenter" width="150" caption="Sumber: http://www.google.com/imgres?imgurl=http://ardhi108.blogsome.com/wp-admin/images"][/caption] Apakah Anda mempunyai kendaraan bermotor? Bagaimanakah kondisi kendaraan bermotor Anda jika Anda salah menggunakan bahan bakar? Wah, tentu kendaraan bermotor Anda akan rusak. Akibatnya, perjalanan yang Anda rencanakan pun terganggu. Bahkan, Anda tidak dapat tiba di tujuan. Ternyata, analogi berpikir di atas dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi makanan yang kita konsumsi setiap hari. Makanan sangat berpengaruh besar terhadap tersampaikannya sebuah niat atau doa. Ini dapat dipahami karena makanan adalah sumber energi kita. Makanan merupakan asal semua nafas dan gerak. Jika nafas dan gerak berasal dari makanan yang baik, tentu energi yang dihasilkan pun baik dan akan membawa kebaikan. Sebaliknya, energi itu menjadi buruk dan menghasilkan keburukan jika makanan juga bersumber dari yang buruk. Terlebih, ini bulan puasa. Perut kita berada dalam kekosongan. Kita tidak dapat membayangkan akibat buruk jika perut yang kosong itu diisi oleh makanan kotor, najis, atau hasil kejahatan. Seperti kendaraan bermotor di atas. Tubuh kita pasti rusak karena salah menggunakan bahan bakar. Maka, wajarlah tubuh kita rentan penyakit karena ketidakhati-hatian kita terhadap makanan yang kita makan. Oleh karena itu, marilah kita memperhatikan setiap makanan yang kita makan. Kegagalan yang kita alami atau musibah yang menimpa kita mungkin disebabkan kualitas makanan yang tidak terjaga. Kita begitu serakah untuk memakan setiap ada "celah" atau kesempatan. Seakan kita berkeinginan untuk menghabiskan semua makanan itu. Akhirnya, kita pun tidak memperhatikan cara dan akibatnya. Tuhan itu mencintai yang bersih. Tuhan sangat menghendaki hamba-Nya agar berperilaku bersih. Sesungguhnya kebersihan itu akan berdampak positif kepada manusia sendiri. Dan kebersihan itu dapat diawali dengan menjaga kualitas kebersihan makanan yang kita santap. Imam Ibnu Rajab pernah berkata, "Makanan, minuman, dan pakaian yang halal serta mengkonsumsi yang halal dapat menyebabkan terkabulnya sebuah doa." Memperhatikan dampak makanan yang kita konsumsi kita, masihkah kita bersikap serakah? Tidakkah kita takut kepada akibat makanan yang kita makan? Ayo, menjaga kualitas makanan agar doa dan keinginan kita dikabulkan Tuhan. Selamat pagi dan semoga bermanfaat. Amin. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun