Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tulisan Ber[Est]etika

11 Mei 2010   01:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jika mencermati tulisan kompasianer dengan saksama, kita akan menemukan beragam jenis tulisan. Menurut isinya, telah ditulis cukup jelas dalam halaman muka. Ada tulisan edukasi, sosbud, ekonomi, hiburan dan lain-lain.

Menurut saya, sebenarnya tulisan kompasiner masih dapat dibedakan lagi. Ada dua jenis pembeda tulisan yang dapat digunakan, yaitu menurut estetika dan menurut etika. Menurut estetika, artinya sebuah tulisan harus mengandung keindahan. Tulisan bukan hanya sekadar lambang terbaca. Tulisan sebenarnya juga menjadi karya seni, yaitu seni sastra. Dalam bahasa Sansekerta, tulisan disebut sastra. Karena telah menjadi sebuah karya seni, tulisan harus ditulis dengan indah. Keindahan kata dapat dilihat dari ketepatan pilihan kata, kemudahan dipahami, dan ketaatan terhadap tatabahasa.

Diksi atau pilihan kata menjadi faktor utama karena kekayaan kosakata seseorang berbeda-beda. Jika sudah mempunyai kosakata yang banyak, kita dapat menyusun variasi kalimat dengan kata yang berbeda tetapi semakna. Kalimat yang disusun dengan pilihan kata yang tepat akan membentuk kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mudah dipahami isinya karena ketaatannya terhadap tatabahasa. Rangkaian beberapa kalimat yang menjelaskan sebuah gagasan utama disebut paragraf atau alenia. Susunan beberapa kalimat yang membahas sebuah ide pokok disebut wacana. Jika ketiga unsur di atas telah diperhatikan, pasti tulisan itu akan menjadi sebuah rangkaian wacana yang enak dibaca dan dianggap perlu untuk dibaca.

Selain perlu memperhatikan estetika, tulisan juga perlu memperhatikan etika. Saya sering membaca tulisan kompasianer yang berisi kecaman atau kebencian. Rasa itu seharusnya diungkapkan dengan rasa pula. Terlebih, rasa itu diungkapkan dalam bentuk tulisan yang terdokumentasikan. Rasa benci, cinta, sayang, kritik, atau saran seharusnya ditulis dengan santun. Perlu diingat bahwa tulisan di kompasiana tidak bisa dihapus, kecuali kebijakan admin. Karena itu, kita perlu menjaga diri dari tulisan yang memprovokasi negatif. Hendaknya kita bersikap arif dengan menjawab 'rasa' itu dengan rasa yang lebih santun (politeness).

Dalam berbicara, ada peribahasa mulutmu adalah harimaumu. Dalam tulisan, ada pula peribahasanya, yakni tulisanmu adalah jiwamu. Artinya, kedewasaan berpikir seseorang dapat diketahui melalui tulisan. Tulisan seseorang yang berkestabilan jiwa baik akan beralur biasa. Kata dan kalimat yang tersusun begitu rupa menuju kepada satu titik tujuan akhir. Sebagai closing, tulisan itu pasti berisi pesan bijak, baik disampaikan secara eksplisit maupun implisit. Ilmu yang mempelajari perpaduan ilmu bahasa dengan kestabilan jiwa disebut psikolinguistik (psikologi dan linguistik).

Jika mampu memadukan antara estetika dan etika, akan terlahirlah tulisan ber[est]etika. Dua jenis kosakata bermakna luar biasa. Karena itu, kita harus menjaga tulisan kita. Meskipun kompasiana hanya menjadi media bertukar informasi, saya berkeinginan lebih dari sekadar itu. Kompasiana harus menjadi media berkualitas yang menunjang pembentukan pribadi berkualitas. Dan pribadi berkualitas dapat dibentuk dengan tulisan berkualitas. Setujukah Anda? (www.gurumenulidbuku.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun