Sense of Place: Menghubungkan Tempat dan Ekonomi Kreatif
Sense of place merupakan konsep yang menggambarkan keterikatan emosional dan kognitif seseorang terhadap suatu lokasi, menciptakan rasa kedekatan, keakraban, dan koneksi yang mendalam. Di dalam ekosistem ekonomi kreatif, sense of place menjadi hal yang sangat penting karena hal tersebut dapat mendorong terbentuknya identitas unik yang dapat menjadikan sebuah lokasi lebih dari sekadar destinasi wisata, tetapi juga ruang interaksi budaya, ekonomi, dan sosial.
Pantai Watu Pecak memiliki potensi besar untuk membangun sense of place yang kuat melalui keunikan geografis dan budaya lokal Lumajang. Ciri khas pasir hitam, ombak besar, serta latar alam yang masih asri menjadi elemen alamiah yang dapat memperkuat identitas pantai ini. Namun, elemen alami ini perlu diintegrasikan dengan elemen budaya dan kreativitas lokal agar Pantai Watu Pecak tidak hanya dikenal sebagai pantai yang indah, tetapi juga sebagai pusat ekonomi kreatif yang berfokus pada budaya dan identitas Lumajang.
Untuk menciptakan sense of place di Pantai Watu Pecak, pengembangan berbasis budaya seperti seni publik, instalasi lokal, dan cerita rakyat bisa diterapkan. Misalnya, pemasangan instalasi seni berbentuk hewan laut khas Lumajang atau patung nelayan lokal dapat memperkaya tampilan visual pantai dan menjadi spot ikonik bagi pengunjung untuk berfoto. Selain memperindah ruang publik, elemen seni ini menciptakan ikatan antara wisatawan dan budaya setempat, menjadikan pengalaman berwisata di Pantai Watu Pecak lebih bermakna.
Lebih jauh, pengembangan sense of place ini juga bisa didukung oleh narasi yang menceritakan sejarah dan keunikan pantai bagi wisatawan. Ini bisa diwujudkan dalam bentuk papan informasi interaktif atau aplikasi pemandu wisata yang ditujukan untuk memaparkan kisah-kisah lokal, sehingga wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan tetapi juga merasa terhubung dengan tradisi dan cerita yang melekat di Pantai Watu Pecak. Dengan demikian, sense of place yang kuat akan memperkuat daya tarik pantai dan mendukung keberlanjutan ekonomi kreatif di sekitarnya.
Mengembangkan Seni dan Budaya sebagai Daya Tarik Wisata
Seni dan budaya lokal merupakan aspek fundamental dalam mengembangkan Pantai Watu Pecak sebagai destinasi ekonomi kreatif. Seni publik, seperti patung, mural, atau instalasi, bisa menambahkan elemen visual yang menarik sekaligus memperkuat identitas budaya Lumajang di mata pengunjung. Seni publik ini tidak hanya memperindah pesisir pantai tetapi juga dapat mendorong interaksi pengunjung dengan tempat. Berdasarkan materi Place and The Creative Economy, strategi creative placemaking dapat digunakan di sini, di mana seni dan budaya ditempatkan sebagai elemen utama untuk menghidupkan tempat wisata dan menciptakan pengalaman yang bermakna bagi wisatawan.
Sebagai contoh, bisa diadakan festival seni dan budaya tahunan di Pantai Watu Pecak yang melibatkan para seniman lokal, seperti penari, pemusik, atau pengrajin. Festival ini tidak hanya menjadi ajang promosi budaya, tetapi juga membantu meningkatkan pendapatan lokal dan mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan seni. Festival ini bisa melibatkan pertunjukan tari tradisional seperti Tari Topeng Kaliwungu atau musik rakyat yang dikenal di Lumajang, sehingga memperkenalkan lebih banyak elemen budaya kepada wisatawan. Acara semacam ini dapat menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin mengalami kebudayaan lokal secara langsung dan lebih mendalam.
Selain itu, pembuatan galeri mini atau pop-up seni di sepanjang Pantai Watu Pecak dapat menjadi daya tarik tambahan yang memperkuat identitas kreatif tempat ini. Misalnya, di sekitar area pantai bisa dipasang galeri outdoor yang menampilkan karya seni lokal atau instalasi interaktif yang menggambarkan kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir Lumajang. Ini tidak hanya menciptakan daya tarik visual tetapi juga memberikan pengunjung kesempatan untuk belajar tentang kehidupan dan tradisi lokal.
Tidak hanya itu, seni pertunjukan seperti wayang kulit atau ketoprak bisa diadakan di lokasi pantai sebagai hiburan bagi wisatawan. Dengan adanya pertunjukan ini, wisatawan tidak hanya menikmati keindahan pantai tetapi juga mendapat kesempatan menyaksikan seni tradisional yang sudah jarang ditemui. Hal ini memungkinkan wisatawan untuk merasakan sense of place yang kuat melalui seni, yang tidak hanya memperkaya pengalaman mereka tetapi juga menciptakan dampak ekonomi positif bagi para seniman lokal dan pelaku ekonomi kreatif lainnya di Lumajang.
Dengan mengembangkan Pantai Watu Pecak sebagai pusat ekonomi kreatif berbasis budaya, Lumajang tidak hanya menawarkan destinasi wisata alam yang indah, tetapi juga membangun ekosistem yang mampu memperkaya identitas lokal dan memberdayakan masyarakat sekitar. Melalui strategi sense of place, seni publik, festival budaya, dan kuliner khas, Pantai Watu Pecak memiliki potensi untuk menjadi ikon wisata yang berkesan, yang menyatu dengan kehidupan masyarakat dan nilai-nilai budaya setempat.
Dalam jangka panjang, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha akan menjadi kunci keberlanjutan ekonomi kreatif di kawasan ini, menciptakan lapangan pekerjaan, peluang usaha, dan sumber penghasilan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan pendekatan ini, Pantai Watu Pecak bukan hanya akan dikenal sebagai tempat yang indah, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan Lumajang yang melestarikan warisan budaya sekaligus membuka pintu menuju masa depan yang lebih sejahtera dan kreatif bagi generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H