Pendidikan adalah suatu proses kehidupan manusia sepanjang hayat. Pendidikan adalah kegiatan yang urgen menjadikan seseorang menjadi terdidik. Pendidikan menjadikan seseorang menjadi cerdas dan bertaqwa. Pendidikan menjadi faktor utama membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya sehingga manusia dapat meanusiakan sesama manusia.
Hakekat pendidikan yang urgen inilah yang melahirkan beraneka ragam filosofi misalkan filosofi SUMIKOLAH yang digagas DR Gerungan Saul Semuel Jacob Ratulangi (yang dikenal dengan nama Sam Ratulangi). Filosofi ini menjadi salah satu aplikasi aktualisasi filosofi yang populer yaittu SI TOU TIMOU TUMOU TOU yang bermakna Manusia hidup untuk menghidupkan sesama manusia.
Semangat dalam filosofi SUMIKOLAH
SUMIKOLAH bermakna  pergi belajar di sekolah. Filosofi sederhana  yang  memberi spirit dan motivasi setiap orang tua di Minahasa  agar mendorong semangat buat anak anak bersekolah. Faktanya, anak anak Minahasa  diwajibkan pergi belajar ke sekolah dan muncullah sekolah sekolah seperti Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Â
Perkembangan selanjutnya, produk sekolah sekolah ini menghasilkan guru guru muda yang tersebar di Minahasa sendiri bahkan guru guru ini menyebar sampai ke darah lainnya seperti ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan dan daerah sekitarnya.
Selain itu, kalau kita menyimak sejarah perkembangan pendidikan di negeri ini (sebelum kemerdekaan) ternyata dampak sumikolah ini menelorkan munculnya sdm  yang meraih gelar misalkan dokter pertama  orang Minahasa kelahiran Likupang yaitu dr Marie Thomas.
Dimana Pendidikan Awal Kita Tanpa Surat Tamat Belajar?
Biasanya bila kita belajar di sekolah maka kita akan menerima tanda kelulusan atau tanda tamat belajar. Ini terjadi bila kita bersekolah di sekolah formal misalkan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga di Perguruan Tinggi.
Ada istilah pendidikan luar sekolah yang dikenal dengan pendidikan informal.Â
Nah, kita semua pernah mendapatkan pendidikan informal awal di dalam kehidupan rumah kita sendiri. Inilah yang maksudkan pendidikan awal melalui keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat. Keluarga adalah suatu komunitas yang terdiri dari ayah, ibu dan anak anak.Â
Dalam keluarga inilah kita awalnya menerima pendidikan dan disini kita tidak menerima kertas atau lembaran berupa surat tanda tamat belajar atau tanda kelulusan. Guru dalam keluarga adalah ayah atau ibu atau oma atau opa atau paman/bibi serta kakak kakak kita sendiri.Â
Dalam keluarga inilah kita saling belajar, belajar berinteraksi, belajar berkomunikasi dan belajar berbagai ilmu kehidupan. Keluarga menjadi tempat kita memperoleh pendidikan dasar budi pekerti yang luhur, Â adat istiadat, ketaqwaan, kecerdasan agar anak anak siap menghadapi kehidupan dalam dunia pendidikan sekolah informal.
Keberhasilan orang tua dalam mendidik anak anak menjadi sukacita keluarga  dan ketidak berhasilan orang tua menjadi tantangan dan pergumulan tersendiri.Â
Tidak semua keluarga mampu dan berhasil mendidik anak anaknya dengan baik dan ini tergantung dari situasi dan kondisi dan sistem pendidikan orang tua yang di terapkan. Ada istilah 'sayang salah" dari orang tua yang memanjakan anak anak dan terlalu mengikuti apa yang menjadi keinginan anak yang menjadi bumerang.Â
Begitu juga orang tua yang jadi panutan dan teladan justru memperlihatkan sifat dan karakter yang jauh dari keteladanan. Dampak negatif kemajuan teknologi informasi yang menciptakan suasana yang tidak nyaman dalam keluarga. Misalkan ayah sibuk dengan handphonenya, juga ibu dan anak anak dmikian pula sehingga nampak semua terpaku dengan layar ponsel masing masing. Belum lagi bila adanya ketidak harmonisan antara ayah dan ibu akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa anak anak.
Perilaku dan karakter anak anak yang di tempa lewat pendidikan dalam keluarga  dalam pergaulan hidup bersama teman teman di sekolah menjadi gambaran bagaimana pendidikan keluarga yang dijalankan orang tua dalam keluarga.
Andaikan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat berfungsi sesuai norma norma yang berlaku yang telah diwariskan para leluhur dan sesepuh pendidikan di negeri ini maka diharapkan ke depan  anak anak ini merupakan aset SDM yang akan menjadi manusia manusia pembangun yang berbudi pekerti luhur, manusia yang takut akan Tuhan dan cinta dan hormat kepada orang tua yang pada gilirannya selanjutnya cinta kepada bangsa dan negara.
Bagaimanapun keluarga menjadi awal mula kita belajar dan memperoleh pendidikan yang akan mempersiapkan kita masuk dalam lingkungan sekolah formal. Dalam keluarga ini kita dididik orang tua tanpa mendapatkan surat tanda tamat belajar, bukan?
Semoga bermanfaat.
JM-06052022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H