Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upaya Pemberdayaan Kompasianer

26 April 2022   11:37 Diperbarui: 26 April 2022   12:05 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
logo kompasiana(sumber:kompasiana.com)

Sudah saatnya dipikirkan bersama sama bagaimana pegiat kompasiana atau kompasianer untuk diberdayakan. Artinya, potensi SDM ini dicarikan peluang untuk lebih meningkatkan kemampuan dan ketrampilan menulisnya agar ke depan mereka dapat memperoleh tambahan penghasilan.

Upaya pemberdayaan ini memelukan strategi dan taktik spesial melalui program gerakan pemberdayaan kompasianer. Apa dan bagaimana mekanisme kerjanya gerakan ini?

Tulisan ini hanyalah sebuah gagasan kecil yang perlu kita bicarakan secara bersama sama antara pihak pengelola kompasiana dengan para kompasianer.

Pemberdayaan potensi kompasianer.

Apakah selama ini kompasianer telah diberdayakan secara maksimal?  Apakah hanya dengan menulis, membaca dan berinteraksi di rumah besar ini sudah cukup? Apakah kegiatan blog compertition, kompasianival dan k reward serta webinar itu sudah cukup memberikan nilai tambah dalam kehidupan kita sebagai kompasianer?

Jawabannya ada dalam diri setiap kompasianer.

Selama berada di kompasiana dan beraktiivitas sekitar 7 Tahun saya perhatikan terjadi dinamika kehidupan berkompasiana. Munculnya kompasianer pemula dari kalangan milenial menjadi warna menarik. Inilah konsekwwensi logis dari suatu proses regenerasi di dalam kompasiana. Beberapa kompasiana lama  sudah semakin jarang muncul dan berinteraksi dan hanya sekali kali memberikan komentar di ruang komentar artikel.

Masih terdapat kompasianer lama yang bergabung sejak tahun 2010 an yang aktif menulis dan berinteraksi di kompasiana.

Kalau tidak salah kompasianer yang ada di kompasiana sekitar 700 ribuan dan saya tidak tahu pasti yang aktif berkompasiana hingga saat ini.  Dari jumlah kompasianer yang ada hingga kini, saya anggap sebagai potensi SDM yang perlu diberdayakan. Apalagi ada kompasianer yang aktif dan membentuk komunitas sesuai hobi dan minat. Komunitas ini memiliki prospek dan peluang kegiatan pemberdayaan yang perlu diraancang secara terpadu dan terarah.

Berdayakan dalam program kemitraan.

Saya melihat aktiivitas kemitraan ini telah berjalan melalui blog competition, misalkan dengan pihak perbankan (BI, BCA, banks sasta lainnya) juga perusahaan swasta misalkan ADIRA, dan lain lain. Semua aktivitas ini tak lepas dari upaya pengelola kompasiana bagaimana melakukan pendekatan dengan pihak luar dan memberdayakan kemampuan dan ketrampilan menulis kompasianer dalam berkompetisi lewat artikel-artikelnya.

Program kemitraan ini sangat penting dan perlu dilanjutkan terus sehingga hal ini akan lebih mendorong kompasianer dalam beraktivitas mengikuti program ini yang pada giliran selanjutnya kompasianer ini akan memperoleh nilai tambah penghasilannya.

Catatan pemikiran pemberdayaan kompasianer.

Pertama, kunci utama sasaran yang ingin dicapai dalam program pemberdayaan ini adalah untuk mencari alternatif aktivitas selain menulis dan berinteraksi yaitu upaya menciptakan kesejahteraan kompasianer.

Kedua, di setiap instansi pemerintah termasuk kementerian masih ada permasalahan atau problematik yang perlu dicari solusi pemecahannya. Pengelola kompasiana bersama kompasianer dapat melakukan pendekatan ke pihak instansi dan kementerian itu untuk bermitra dengan melibatkan kompasianer menulis opini tips ampuh memecahkan persoalan.

Misalkan persoalan kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng, kompasianer dapat memberikan opini yang konstruktif melalui artikel artikel yang membantu memberikan pemikiran buat kementerian perdagangan dan kementan.  Sama halnya dengan masalah mogok pabrik tahu dan tempe akibat kelangkaan bahan baku kadele. Kompasianer dapat memberikan solusi pemberdayaan lahan tidur yang terbiarkan untuk gerakan serentak menanam kadele sehingga produksi meningkat dan tidak bergantung dari kadele impor.

Ketiga, komunitas pencinta film kenapa tidak memotivasi kompasianer yang piawai menulis novel dan cerita menarik yang akan di tulis untuk dijadikan bahan cerita pembuatan film dan sinetron di TV. Pengelola kompasiana dapat menjadi perintis dan penghubung antara komunitas dengan sutradara dan perusahaan pembuat film dan sinetron. Mungkin saja diantara kompasianer nantinya ada yang akan jadi penulis script (naskah cerita) sebuah sinetron atau film dimasa mendatang, kenapa tidak?

Keempat, saya mencermati adanya kompasianer olah raga yang aktif menulis tentang sepak bola, buluh tangkis, tenis dan olah raga lainnya. Mengapa tidak dirancang program kemitraan dimana kompasianer muncul sebagai komentator olah raga di media cetak maupun media TV? Suatu ketika kita akan bangga bila diantara kompasianer olah raga ini muncul di layar TV sebagai seorang komentator bukan? Saya belum tau berapa bayaran seorang komentator olah raga TV sekali tampil.

Kelima, sebagai media online yang populer, kompasiana memiliki kompaasianer yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Apakah kompasianer yang dikenal sebagai jurnalis warga ini di rekrut melalui kemitraan dengan berbagai media TV swasta sehingga menjadi seorang reporter di daerah. Program pemberdayaan ini tentu akan bermuara pada honorarium yang akan menambah penghasila bagi kompasianer tersebut.

Keenam. mungkin perlu dicoba kemitraan dengan kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menjalankan program INSAN hingga ke daerah daerah. Program INSAN ini merupakan sosialisasi terhadap perlindungan perempuan dan anak anak terhadap kejahatan seksual. Program ini pasti memiliki anggaran tertentu dan kompasianer dapat dilibatkan sebagai tenaga penyuluh untuk melakukan sosialisasi.

Ketujuh, pemberdayaan kompasianer dan komunitas pencinta kuliner untuk mitra dengan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif dalam gerakan nasional program kewirausahaan usaha kuliner di daerah daerah yang termasuk kawasan pariwisata super prioritas. 

Kedelapan, mengapa tidak diberdayakan kemampuan dan ketrampilan kompasianer terhadap penyembuhan penyakit tertentu dengan bekerja sama dengan kementerian kesehatan dan kementerian sosial. Kembangkan dan tumbuhkan kegiatan penyembuhan melalui program yang sudah dijalankan kompasianer pak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina Tjiotadinata sehingga pelestarian dan kesinambungan program penyembuhan ini akan lestari di bumi Nusantara.

Kesembilan, di kompasiana terdapat kompasianer yang sangat peduli dengan lingkungan hidup, Pemberdayaan kompasianer ini perlu dicarikan program kemitraan melalui kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kompasianer ini di motivasi untuk menyusun proposal kegiatan dan atas bantuan pengelola menyampaikan ke pihak kementerian tersebut.

Kesepuluh, melalui program pemberdayaan kompasianer ini diharapkan akan lebih menambah penghasilan dan pada giliran selanjutnya akan mensejahterakan para kompasianer. Bila kompasianer akan sejahtera apa tidak mungkin ke depan akan muncul gagasan kreatif  akan muncul Universitas KOMPASIANA dan juga suatu gedung di Jakarta atau Nusantara bernama: GRAHA KOMPASIANA. Kenapa tidak???

Mari kita beropini bagaimana upaya memberdayakan kompasianer kini dan masa depan. Kompasiana rumah kita bersama dan kita memiliki kebebasan menyampaikan gagasan gagasan walaupun kecil dan sederhana namun siapa tahu gagasan itu akan menghasilkan buah yang akan kita nikmati bersama sama.

Semoga berkenan dihati dan mendapatkan manfaat demi kita semua!

JM-26042022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun