Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memetik Pembelajaran Berharga dari Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa 11 April 2022

13 April 2022   12:12 Diperbarui: 14 April 2022   07:03 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massa aksi demonstrasi dari Aliansi BEM SI berkumpul di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022). (KOMPAS.com/Tria Sutrisna)

Setiap aksi tentu ada reaksi. Begitupun aksi unjuk rasa mahasiswa 11 April 2022 menimbulkan reaksi beragam pendapat publik.

Saya anggap ada nilai-nilai urgen yang menjadi pembelajaran berharga yang perlu diungkap. Nilai-nilai yang akan dijadikan sikap antisipasi dan proaktif.

Rasa peduli dan kecintaan terhadap keutuhan bangsa menjadi dasar utama tulisan ini dibuat. Bangsa yang sedang bangkit menyongsong masa depan dengan aktivitas pembangunan yang tak lepas dari berbagai tantangan dan pergumulan.

Indonesia bangsa yang besar, bangsa yang memiliki potensi penduduk yang besar, bangsa yang tinggal di wilayah yang luas dan bangsa yang unik dengan berbagai multi-nya.

Membangun bangsa ini bukan hanya bertumpu pada seorang Presiden namun kelembagaan tinggi dan semua komponen dan elemen bangsa yang butuh partisipasi aktif masyarakat. 

Pemerintah butuh masukan dan aspirasi masyarakat bagaimana membangun demi pencapaian tujuan bersama yaitu masyarakat adil makmur dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan ini tidak hanya dengan mudah seperti membalikkan tangan. Tidak hanya dengan menciptakan dalam waktu yang singkat, namun melalui proses pembangunan panjang dan bertahap.

Prinsip untuk kerja, kerja, dan kerja jadi kebutuhan urgen. Kalau hanya melulu omongan dan kritik itu hanyalah wacana yang kadang diliputi nuansa utopia dan khayalan dengan aneka alasan belaka. Coba saja bila pihak ini yang akan mengelola negeri ini jelas bukan hanya bermodalkan teori angan-angan belaka namun diaktualisasi dalam bentuk kerja keras.

ilustrasi unjuk rasa mahasiswa (Sumber: Kompas.com/Reza Agustian)
ilustrasi unjuk rasa mahasiswa (Sumber: Kompas.com/Reza Agustian)

Apa yang menjadi nilai pembelajaran dari kegiatan unjuk rasa mahasiswa 11 April 2022?

Inilah beberapa catatan saya sebagai suatu sorotan yang mungkin dapat dijadikan pokok diskusi bersama.

Pertama, kegiatan unjuk rasa mahasiswa yang dimotori aliansi BEM-SI ini perlu diapresiasi sebagai wujud penyampaian aspirasi yang menunjukkan kepedulian yang tinggi agar pemerintah harus tegas menjalankan konstitusi secara murni dan konsekuen. Selain itu kepedulian mereka terhadap naiknya harga bahan pokok perlu dicarikan solusi terbaik pihak pemerintah. 

Pembelajaran buat pegiat unjuk rasa agar ke depan sebaiknya melakukan manajemen aksi yang lebih tertib dan mengedepankan keamanan dan kenyamanan peserta dan menghindari penyusupan pihak lain yang bukan berstatus mahasiswa. Perlu juga kesiapan yang matang tentang isu penting yang akan diangkat dalam orasi aksi nya.

Kedua, peristiwa tragis yang dialami pegiat medsos dan dosen UI Ade Armando menjadi pembelajaran berharga. Walaupun masih dalam penyidikan pihak kepolisian namun terindikasi Ade Armando jadi korban perlakuan pihak yang bukan peserta demo namun pihak lain yang berada di area unjuk rasa.

Ketiga, aksi murni unjuk rasa mahasiswa ini dimanfaatkan pihak lain yang ikut membonceng antara lain ada juga siswa yang dicegah pihak aparat dan bahkan ada aparat kepolisian yang mengalami cedera luka.

Keempat, semangat mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi ini menjadi suatu latihan berharga bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan sebagai kader intelektual bangsa yang akan mempersiapkan diri di masa depan. 

Kemunculan mereka dalam arena demo akan menjadi pencitraan pribadi dan apa tidak mungkin ke depan diantara mereka ada yang akan sukses menjadi pakar di bidang tertentu dan bakal jadi kandidat menteri dalam kabinet mendatang.

Kelima, nasib naas yang menimpa Ade Armando yang dikenal juga sosok pegiat medsos yang pro-jokowi yang walaupun kehadirannya dalam unjuk rasa ini mendukung aksi tidak menyetujui penundaan pemilu dan presiden 3 periode, namun karena kepopuleran wajahnya itulah bikin dia digebuk orang. Yang jelas orang yang menggebuknya usai mendengar keterangan ketika dia diwawancarai media tv ini adalah pihak yang rupanya tidak menyenangi Jokowi. (Dugaan).

Keenam, pembelajaran berharga yang terungkap terhadap korban kekerasan Ade Armando ini bahwa betapa dia jadi korban kebencian yang luar biasa oleh pihak tertentu. Artinya, di sini ada pembelajaran untuk kewaspadaan yang tinggi buat bapak Jokowi dalam beraktivitas menjalankan roda pemerintahan. 

Itulah catatan ringan pembelajaran dari unjuk rasa mahasiswa yang mungkin akan berkembang dalam diskusi. Apa tidak mungkin ke depan aksi unjuk rasa mahasiswa dilakukan secara daring. 

Diliput secara luas oleh seluruh media tanah air sehingga suara urgen mereka akan tersebar luas ke seantero negeri. Itu lebih aman dan tertib dan bebas tindakan anarkis serta tidak ditunggangi pihak yang terang terangan berseberangan dengan pemerintah saat ini.

Selain itu, fenomena kebencian pihak tertentu terhadap sosok Jokowi agar segera dihilangkan saja. Ubahlah kebencian itu menjadi rasa cinta dan kasih sayang, serta dukunglah semangat juang untuk membangun negeri bersama-sama.

Catatan saya akhiri dengan mengingat ungkapan Bung Karno: "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah namun perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri" (kompas.com)

JM-13042022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun