Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inilah 5 Dampak dari Perang Rusia Ukraina terhadap Ekonomi Global

24 Maret 2022   10:20 Diperbarui: 24 Maret 2022   10:22 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
topil kompasiana (sumber: kompasiana.com)

5. Pertumbuhan Ekonomi Lebih Lambat

Baca disini:https://www.kompas.com/global/read/2022/03/23/210000170/5-dampak-perang-rusia-ukraina-yang-mengobrak-abrik-ekonomi-global?page=all#page3

Jadi, selama perang Rusia Ukraina belum berakhir bahkan akan terus berlangsung maka pasti akan berdampak terhadap perekonomian global alias perekonomian di negara negara yang ada disekitarnya.

Indonesia yang sudah berada di pusaran globalisasi ekonomi dunia pasti akan kena dampak negatif perang ini. Kini kita mulai dan sedang merasakan dampak negatif perang itu. Contoh kongkritnya, kelangkaan minyak goreng yang membuat emak emak menjerit, harus antri berlelah demi mendapatkan jatah minyak goreng dan ada emak emak yang pingsan.

Kelangkaan minyak goreng ini disinyalir ada pihak yang menimbun dan diduga mengekspornya ke luar negeri. Wajarlah pengusaha akan lebih memilih keuntungan bila menjual minyak goreng dengan harga yang tinggi di luar negeri. Ini teori ekonomi pasar dimana pasar luar negeri membutuhkan minyak goreng yang kemungkinan diakibatkan secara tidak langsung dari dampak perang.

Ukraina yang jadi sumber gandum kebutuhan dunia dilanda konflik tentu akan berpengaruh besar terhadap ketersediaan gandum dunia. Secara ekonomi harga gandum akan melambung dan produsen bahan baku gandum seperti pakrik roti dan mie akan menghadapi kesulitan pengadaan stok produksinya.

Nah, mau tidak mau sebagai masyarakat Indonesia kita harus siap siaga menghadapi tantangan dan risiko dampak perang Rusia Ukraina yang belum berakhir ini.

Menghadapi kelangkaan makanan, strateginya pemerintah dan masyarakat sebaiknya proaktif dan antisipatif. Manfaatkan lahan tidur atau lahan kritis dengan menanam tanaman yang dapat menjadi alternatif sumber pangan. Menanam ketela pohon, keladi, ubi jalar, porang, jagung, kedelai, kacang hijau di lahan yang tersedia yang belum di olah. Masyarakat khususnya petani harus sepenuhnya menunjang program ketahanan pangan hingga ke pelosok pelosok desa.

Itu saja.

JM-24032022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun