metaverse. Istilah asing yang kini sedang hangat di bicarakan orang dibahas sesuai sudut pandang dan kaca mata masing masing.
Tulisan ini menjadi catatan akhir tahun 2021 mengenaiBeberapa rekan kompasianer telah menuliskan apa itu metaverse, sejak kapan istilah ini muncul, siapakah yang menemukan, dampak positf dan negatifnya bagi manusia.
Saya ingin membahas secara sederhana sesuai apa yang sempat disimak dalam beberapa informasi di internet. Sebagai kompasianer yang suka membaca dan menelusuri informasi yang menarik dan lagi tren, persoalan metaverse menjadi titik perhatian pemikiran saya.
Metaverse adalah produk teknologi canggih yang berhasil di ciptakan manusia. Metaverse harus di akui sebagai program dalam dunia teknologi informasi yang dihasilkan akibat kecerdasan manusia. Ini harus diakui betapa hebatnya alam pikiran manusia yang diberikan Sang Pencipta sehingga mampu menghasilkan produk yang luar biasa ini.
Suka atau tidak suka tanpa disadari kita sudah berada dalam genggaman program metaverse ini. Kompasianer yang aktif juga berinteraksi menggunakan akun Facebook sudah mulai menerapkan metaverse. Facebook dengan program meta dan kelanjutannya di akun Whatapps (WA) boleh di katakan penerapan metaverse.
Kita dapat merasakan manfaat akun Facebook dan WA dalam kehidupan keseharian. Kita sering merasakan dekat dengan seseorang saudara, kenalan dan orang lain yang berada jauh jaraknya dengan kita. Namun kerap kita melupakan orang terdekat dalam rumah kita sendiri. Facebook dan WA memang di perlukan dalam komunikasi namun bila kita lupa dan salah menggunakannya akan berakibat hal yang tidak kita inginkan.
Bahkan sisi negatif program meta ini menimbulkan persoalan baru dimana data pribadi kita di manfaatkan dan di salahgunakan pihak lain untuk kepentingan pribadinya. Belum lagi perselisihan dan konflik intern yang kerap terjadi dalam keluarga akibat program meta ini.
Ya, tak bisa dipungkiri perkembangan dan kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi di dunia terus berkembang dengan pesatnya. Metaverse dianggap teknologi informasi super canggih yang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia kini dan masa depan. Metaverse akan berdampak positif dan negatif terhadap kehidupan dunia sosial, ekonomi, budaya, politik dan keamanan sehingga perlu di waspadai dan diantisipasi sejak dini di negeri ini.
Apakah masyarakat kita yang tinggal di negara kepulauan yang luas ini telah siap menghadapi arus dan gelombang perkembangan teknologi informasi yang maha dasyat ini?
Kalau kita menelusuri informasi perkembangan dunia informasi maka pada hakekatnya persoalan munculnya program metaverse ini sudah diingatkan futurulog Alvin Toffler. Penulis dan futurulog Amerika yang populer dengan karya karya membahas revolusi digital, revolusi komunikasi dan singuliaritas teknologi, mengingatkan kita buku buku seperti "Future Shock"(Kejutan Masa Depan) dan Gelombang Ketiga.
Program metaverse ini memang sudah di ramalkan Alvin Toffler akan terjadi di dunia ini dengan teori gelombang ketiga yaitu teknologi informasi dan komunikasi. Gelombang pertama bidang pertanian dan gelombang kedua bidang industri.
Nah, saya anggap program metaverse ini sudah mulai memasuki sendi sendi kehidupan masyarakat dunia termasuk di negeri kita. Mau tidak mau kita harus menghadapi dengan arif dan bijaksana. Peran aktif pemerintah, tokoh tokoh masyarakat, agama dan adat serta dunia pendidikan sangat dibutuhkan dalam menghadapi era teknologi informasi metaverse ini.
Jangan sampai program ini akan melemahkan sendi sendi kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultur dan dinamis. Bagi saya program metaverse ini memang lebih cocok bagi masyarakat yang menganut faham individual yang berbeda dengan masyarakat kita majemuk yang berjiwa gotong royong dimana hubungan antar manusia masih lebih dominan untuk bertatap muka langsung.
Jadi, metaverse ini sesuatu program yang sudah di depan mata kita. Kita perlu mempelajari seluk beluknya sehingga kita terhindar dari sisi negatifnya. Kita perlu menguasai teknologinya sehingga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari dengan arif dan memanfaatkan dengan baik untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi dan sosial.
Artinya, jangan sampai metaverse ini akan mendekatkan kita dengan orang yang jauh dan menjauhkan kita dengan orang terdekat. Â Metaverse jangan mengakibatkan hubungan keluarga kita menjadi tidak harmonis namun manfaatkan untuk lebih meningkatkan mutu hubungan antara keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan.
Mari kita sambut dunia baru Metaverse bersama-sama, sebuah dunia baru tanpa sekat?
JM-26122021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H