AW pun suka menulis cerpen di Harian Batam Pos, antara lain: Makan (11 Maret 2007), Belang (21 Januari 2007), Datuk Penjinak Jalan (31 Desember 2006), Debu Debu Bangunan (10 Desember 2006) dan Cinta Itu Coitus? (13 Agustus 2006).
Simaklah sebuah puisi inspiratif yang AW pernah tulis dan renungkan maknanya disesuaikan dengan kepergiannya meninggalkan kita semua.Â
SEPI
Agustinus Wahyono
waktu kembali pergi
senandung burung sunyi
aku sendiri
sepi
derit pintu langit atasku
menjerit pada letih batu
sajak yang membeku
sepi semakin serbu
aku termangu
kaku
lupaku pada detak detik
membisik
kadang memekik
berlari memetik rintik rintik
embun plastik
angin menggelitik
memantik
waktu kian meletik
aku sendiri
waktu jauh pergi
tinggalkan sunyi
ilusi sembunyi
sepi
seperti mati
15 Maret 2003.
(sumber:https://sesamestreet202.blogspot.com/2011/03/)
Akhirnya, kompasianer Agustinus Wahyono dikenal juga dengan nama Gus Noy atau juga Onoy ini lahir di Sungailiat, Bangka (Bangka Belitung) pada 14 Desember 1971. Dia pun sarjana arsitektur pada Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bekerja freelance sebagai tukang gambar(arsitek, ilustrator, kartunis/karikaturis, desainer grafis).
Selamat Jalan sahabat kompasianer kami Gus Noy,
karya karya mu abadi dan tetap di kenang!
Manado 200820.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H