Kompasianer adalah penghuni rumah besar Kompasiana yang aktivitasnya menulis, membaca, menanggapi beranekaragam artikel yang muncul di layar kaca kompasiana.
Kompasianer juga disebut sebagai jurnalis warga yang tersebar di seluruh pelosok negeri tercinta bahkan hingga di luar negeri.
Berapa jumlah kompasianer yang ada di Kompasiana saya tidak mengetahui secara tepat dan diperkirakan sekitar ratusan ribu(?). Anda yang kini menyimak tulisan ini adalah salah satu dari nya.
Beberapa kompasianer telah mengklasifikasikan jenis-jenis kompasianer antara lain kompasianer senior, kompasianer junior, kompasianer aktif, kompasianer non aktif, kompasianer abal abal, kompasianer komentator, bahkan ada yang sebut kompasianer penjilat.Â
Secara khusus Kompasiana memberi klasifikasi kompasianer dengan istilah debutan, pemula, penjelajah dan dari segi terverifikasi dikenal dengan verifikasi hijau dan biru.
Anda merasa termasuk dalam kompasianer yang mana sesuai dengan beberapa klasifikasi diatas?Â
Nah, mencermati tulisan sahabat kompasianer nampaknya ada kegalauan yang disebabkan ketidakhadiran atau ketidak aktifannya kompasianer se-angkatan tahun berselancar di media keroyokan terbesar di negeri ini.Â
Kompasianer ini seperti merasa kehilangan sahabat yang sering berinteraksi dalam ruang komentar artikelnya. Kebiasaan dulu yang suka saling bercanda ria seakan menghilang. Ada kekhawatiran seakan terisolasi dari rumah besar yang kini di huni kompasianer debutan, pemula, kaum milenial yang produktif menulis.
Kondisi ini saya alami sebagai kompasianer yang bergabung semenjak Maret 2015 lalu. Ada beberapa kompasianer yang menghilang dan tidak tahu rimbanya yang mungkin ada kesibukan pribadi atau apapun halangannya entahlah, saya sama sekali tidak tahu.
Sebutlah kompasianer Bambang Setiawan, Muhammad Arman, Mang Bolang, Suyono Apol, Pebrianov, Edy Priyatna, Surobledhek, muthiah alhasainy, Almizan53, Fitri Manalu, Marius Gunawan, Jati, Jos Mo, Wang Edy, Umy Setyowati dan lainnya.Â
Untunglah masih ada kompasianer yang selalu hadir memberikan motivasi dalam artikel artikelnya yaitu bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata. Felix Tani, Iskandar Zulkarnaen, Emmanuel Astokodatu,Ayah Tuah, Suko Waspodo, Rudy Gunawan, Johanes Krisnomo, Irwan Rinaldi Sikumbang, Ronny Rachman Noor, Hendro Santoso, Reinhard Hutabarat, Ronald Wan, Latifah Maurinta, I Ketut Suweca, Rustian Al Ansori, Lohmenz Neinjelen, Katedrarajawen, Ign Joko, Susy Haryawan, Abanggeutanyo, Mbak Avy, Nursini Rais, Indria Salim, Fey Down, Agung Han, Thamrin Dahlan, Lilik Fatimah Azzahra, Tamita Wibisono, Niken Satyawati, Lusy Mariana Pasaribu , Zaldy Chan, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Saya bersyukur berada di media keroyokan Kompasiana. Media yang memberi kebebasan menulis dan bertanggung jawab. Media yang penghuninya tidak mengenal usia, derajat dan keberadaan masing masing. Media yang memberikan kesempatan Kompasianer untuk berbagi sesuatu yang bermanfaat dan memotovasi dan menginspirasi perjalanan hidup kita masing masing.
Sebagai kompasianer senior tak apalah saya bila saya mengajak penghuni kompasiana agar menjadi kompasianer yang adaptif. Artinya, kompasianer yang mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan (KBBI). Perilaku adaptif adalah tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Lawannya perilaku maladaptif yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku serta tidak sesuai dengan adat istiadat yang ada dalam lingkungan masyarakat setempat.
Berinteraksi atau berselancar di Kompasiana hendaknya kita mampu beradaptasi dengan suasana dan norma yang berlaku di Kompasiana. Jangan sungkan ketika berdiskusi bersama kompasianer junior karena di Kompasiana kita melebur diri menjadi penulis, pembaca dan pengomentar yang santun. Saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain bahkan saling memberi spirit.
Ingatlah selalu bahwa berada di Kompasiana kita punya komitmen terhadap syarat dan ketentuan yang berlaku. Pelanggarannya berarti kita siap menerima konsekwensi akun di blokir.
Saya optimis melalui Kompasiana ke depan akan muncul kompasianer yang hebat dalam berkarya dan menuliskan tulisan-tulisan yang menarik, inspiratif, bermanfaat dalam mengisi hari hari kehidupan bersama dimanapun kita berada. Keberhasilan kompasianer adalah suatu kebanggaan dan kebahagiaan bersama.
Maafkan tulisan ini bukan bermaksud menggurui namun hanya sekedar mengungkapkan sesuatu yang dirasa dan dipikirkan. Saya sangat menyayangkan bila ada kompasianer yang tidak adaptif dan mengucapkan kalimat ini: Selamat Tiinggal Kompasiana!
Jadilah kompasianer yang adaptif!!!
Salam Kompasiana.
Manado 14072020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H