Pernahkah anda membaca atau mendengar sebuah nama mahluk samudera bernama Seguni? Bagi mereka yang bergelut di dunia perikanan laut tentu mengenal hewan atau mamalia laut ini.
Seguni dikenal pula dengan nama paus pembunuh. Nama yang mengerikan. Apa benar memang mamalia ini sebagai pembunuh? Ini hanyalah julukan yang diberikan pada hewan ini karena mereka jadi pemangsa puncak di lautan. Mereka memangsa ikan dan mamalia laut seperti Singa Laut, Anjing Laut, Walrus bahkan paus besar.
Seguni dikenal pula dengan nama Orca (Orcinus orca) adalah spesies terbesar di keluarga lumba-lumba. Sebenarnya spesies ini tergolong lumba-lumba namun karena ukurannya yang besar dibandingkan lumba-lumba lainnya maka bayak orang menyebutnya sebagai Paus.Â
Menelusuri seluk beluk tentang mamalia laut ini diperoleh catatan bahwa seguni memiliki tubuh yang berat dan tegap dengan sirip punggung besar yang tingginya hingga mencapai 1.8 meter. Seekor jantan dewasa mencapai panjang hingga 9.8 meter.Â
Ciri ciri fisiknya, punggung berwarna hitam, dada dan bagian samping tubuh berwarna putih dan belang besar di belakang matanya. Anak nya yang baru lahir berwarna kulit kekuningkuningan yang nantinya berubah menjadi putih.
Dalam catatan tentang hubungannya dengan manusia, seguni tidak dianggap berbahaya  bagi manusia. Tak pernah ada seguni yang menyerang manusia di lautan lepas. Bahkan pernah terjadi peristiwa seekor seguni menolong satu keluarga dari serangan hiu dan mendorong kapal ilmuwan yang tersesat ke dekat daratan.
Memang pernah pula terjadi seekor seguni bernama Tilikum dalam penangkaran Sea World Orlando menenggelamkan pelatih Orca bernama Dawn Brancheau hingga tewas. Kejadian ini disebabkan stress tinggi yang di alami sang Seguni. Tindakan manusia yang mengurung Seguni di kolam kecil di Sea World Orlando membuat Seguni stress. Kehidupan seguni mirip dengan kehidupan manusia, mereka seumur hidupnya dalam lingkungan keluarga dan akan terus berada dalam kelompoknya dari lahir hingga mati. Bila di pisahkan dari kelompok mengakibatkan seguni jadi stress.
Nah, tulisan ini terinspirasi dari akun Fb Rignolda Djamaluddin, 24 Juni 2020 yang menanggapi status Meiva Pontoh. "Ini baby orcha, Â killer whale, jgn dipermainkan segera bantu selamatkan dengan mengembalikannya ke laut...please". Â Anjuran Dr Rignolda Djamaluddin, seorang pakar lingungan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado ini mendapat respon positif netizen hingga bayi orca atau bayi seguni yang terdampat di pantai Inobonto Kabupaten Bolaang Mongondouw ini berhasil di halau ke lautan. "So aman mner Rignolda Djamaluddin ini paus" tulis Mercy Maria Magdalena, seorang facebooker.
Akibat bayi seguni selalu kembali ke daratan walaupun beberapa kali di halau warga ke laut, dia menjadi tontonan warga dan menjadi objek ber selfie ria.
Seguni atau paus pembunuh ternyata tidak sejahat sesuai dengan namanya!
Begitulah.
Manado 28062020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H