Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Negara Akan Didik Insan Edukasi Modern, Murid Akan Kreatif, Aktif, Realistis, Inspiratif, dan Mandiri

24 November 2019   02:12 Diperbarui: 24 November 2019   02:31 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang peringatan hari guru Nasional Mendikbud Nadiem Makarim membuat kejutan kecil. Lazimnya, pidato Menteri nanti dibacakan pada upacara peringatan 25 November 2019 namun kali ini pidato itu telah diunggah dan di baca oleh publik, termasuk warganet berprofesi guru.

Pidato 2 halaman ini menuai pujian warganet bahkan mengomentari: merinding dan terharu usai membacanya. Ada apa sebenarnya dalam pidato Mendikbud sehingga mampu menyentuh kalbu warganet?

Pasalnya, pidato ini terkesan singkat namun dampaknya luar biasa. Sederhana. Kelihatan biasa-biasa saja namun menimbulkan gelombang perubahan yang mengajak para guru se tanah air agar mampu menerapkan aktivitas keseharian di kelas masing-masing.

Saya anggap pidato ini ibarat gelombang yang menerjang "benang kusut" atau pun kesemrawutan manajemen pengelolaan kelas yang sering terjadi selama ini di negeri ini. Gelombang yang akan menghantam kebiasaan di dunia pendidikan yang sudah ketinggalan dan memerlukan suatu perubahan yang mendasar dalam mendidik anak-anak menuju era baru revolusi industri 4.0.

Mendikbud sepertinya telah menemukan "akar permasalahan" yang ada dalam dunia pendidikan kita. Dia sepertinya tau bagaimana membuka keran air yang mengalami penyumbatan selama ini dan berupaya membuka hambatan ini dengan berupaya agar air akan mengalir deras.

Dia juga memahami persoalan yang dialami para guru selama ini. Guru yang memiliki tugas yang sulit namun mulia kerap berfungsi ganda. Disatu sisi dia bertugas mengajar dan mendidik anak-anak di sekolah, di sisi lain dia harus membiayai keluarganya sekaligus mendidik anak-anaknya di rumah. Sementara itu, gaji yang di terimanya kadang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Miris dan memprihatinkan. 

Nadiem Makarim sebagai Mendikbud tentunya banyak menyerap keluhan dari tukang ojek ketika dia masih menjadi bos Gojek. Diantara tukang ojek yang menyebar di negeri ini diantaranya seorang guru yang memiliki tugas ganda: siangnya mengajar, malamnya jadi tukang ojek. Bagaimana keadaan ini kalau berlangsung terus menerus apa yang akan terjadi dengan anak didik bila guru berfungsi ganda seperti ini?

Barangkali ini salah satu kepedulian Mendikbub sehingga dalam pidato 2 halaman itu ada ajakan untuk program memperhatikan kesulitan yang dialami seorang guru. Masih terdapatnya guru-guru yang mengalami kesulitan ekonomi keluarga.

Nah, menurut saya pribadi pidato 2 halaman Mendikbud Nadiem Makarim akan membuka mata para pengeritiknya, mereka yang sering nyinyir terhadapnya ketika di tunjuk Presiden Jokowi menjadi Mendikbud. Untuk sementara saya anggap Jokowi memang jeli dalam melihat sosok mana yang cocok ditempatkan dalam posisi kabinet jilid 2 Indonesia Maju ini.

Program yang tersirat dalam pidato mendikbud ini perlu di kawal terutama di lingkungan dunia pendidikan tanah air agar bukan hanya dijadikan program semata diatas kertas namun di terapkan di sekolah-sekolah yang ada di negeri ini. 

Pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab kementerian namun juga pihak terkait termasuk masyarakat dan pihak swasta serta pemerhati dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun