Nama ilmuwan Bambang Hero Suharjo (BHS)mencuat dalam pemberitaan media nasional usai menerima penghargaan internasional John Maddox Prize 2019 12 November 2019 di London, Inggeris.
Kompas.com menurunkan artikel dengan tajuk "Mengenal Bambang Hero, Ilmuwan Indonesia Yang Raih John Maddox Prize 2019". Ilmuwan asal Indonesia Bambang Hero Saharjo berhasil mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional, tulis kompas.com mengawali informasinya.
Saya anggap ini informasi yang sangat menggembirakan bagi kita sebagai warga Indonesia dan dapat memotivasi ilmuwan lainnya kini dan masa depan. Untuk mendapatkan penghargaan ini tidaklah mudah. Anugerah John Maddox Prize telah diberikan selama 8 tahun belakangan terhadap para ilmuwan  yang gigih mempertahankan pendapatanya berdasarkan fakta ilmiah yang diperoleh sesuai penelitian yang dapat di pertanggung jawabkan.
Prof Dr Ir Bambang Hero Saharjo, pria kelahiran Jambi 10 November 1964 menerima anugerah penghargaan ini di London, 12 November 2019. Anugerah penghargaan ini juga boleh menjadi hadiah ulang tahunnya 10 November.
Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor ini patut dan layak di apresiasi prestasinya. Dia berhasil menyisihkan 206 calon terpilih yang berasal dari 38 negara, berdasarkan siaran pers dari Aminuddin Azis, Abidbud KBRI London yang dirilis kompas.com. Dia ditetapkan sebagai pemenang karena kegigihannya menggunakan data penelitiannya sebagai bukti untuk melawan pandangan yang salah atau yang dianggap keliru terkait dengan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Menelusuri perjalanan hidup Prof Bambang Hero hingga meraih penghargaan itu memang menarik dan penuh liku-liku nya. Â Sebagai seorang dosen yang juga membantu pemerintah menjadi saksi ahli dalam kasus kebakaran hutan dan lahan dia tak luput dari teror dan ancaman pembunuhan. Bahkan beberapa oknum nekad datang ke kampus tempatnya bekerja dengan tujuan untuk menghentikan langkah penyelamatan hutan Indonesia.
Dia pernah di tuntut Rp 510 milyar oleh sebuah perusahaan swasta ketika menjadi saksi kasus kerugian negara akibat kebakaran hutan di Riau 2013 silam. Tuntutan itu melahirkan petisi "Selamatkan Prof BHS" yang ditandatangani lebih dari 75.500 orang yang mendukung dari berbagai kalangan seperti mahasiswanya di IPB serta masyarakat Riau yang mengalami asap kebakaran hutan.
Tantangan berat ini tak membuatnya menyerah. Dia tetap gigih mengumpulkan bukti-bukti persidangan pidana terhadap perusahaan yang di tuduh menggunakan metode tebang dan bakar ketika membersihkan lahan gambut untuk di tanami tanaman komersil seperti kelapa sawit dan pohon karet.
Inilah komentar Prof Bambang Hero ketika usai menerima penghargaan dan diwawancarai The Guardian "Jika saya berhenti maka saya akan sama dengan mereka. Saya harus jadi bagian dari solusi bukan bagian dari masalah".
Sekilas tentang pribadi Prof Bambang Hero, ilmuwan spesialis forensik api sekaligus Guru Besar dalam bidang Perlindungan Hutan di IPB Bogor. Menyelesaikan S1 di Fakultas Kehutanan IPB tahun 1987, S2 di Divisi Pertanian Tropis Kyoto University tahun 1996 dan S3 di Labortorium Tropical Forest Resources and Environment, Division of Forest and Biomaterial Science Kyoto University tahun 1999.
Tahun 2001 dia pernah menerima penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 10 tahun, kemudian Canadian Forest Service (CFS) Merit Award dari Canadian Forest- Natural Resources Canada di tahun 2004. Terpilih sebagai dosen berprestasi 3 IPB dan dosen berprestasi 1 Fakultas Kehutanan IPB tahun 2006.Â
Salut dan bangga buat Prof Bambang Hero Saharjo. Prestasi dan kegigihanmu meraih penghargaan bergengsi ini menjadi motivasi bagi ilmuwan lainnya di tanah air. Keberhasilan ini membuktikan bahwa ilmuwan kita tidak kalah dari ilmuwan negara lain di dunia.Â
Semoga bermanfaat.
Manado, 15112019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H