Siapa yang ingin jadi Pahlawan? Apa jadi Pahlawan itu ada gunanya? Itu kan hanya suatu gelar saja. Hanya nama saja. Persoalannya apakah orang yang mendapatkan gelar Pahlawan itu menikmati dan merasa bahagia? Tentu tidak. Karena gelar itu di berikan ketika ia sudah tidak ada alias telah meninggal dunia. Jelaslah dia tidak lagi mengetahui apa apa. Yang menikmati dan bahagia adalah keluarga atau ahli waris nya.
Nah kalau ahli waris nya ada beberapa orang atau termasuk yang bersangkutan memiliki turunan yang banyak, siapakah diantara mereka yang akan menerima penganugerahan gelar kehormatan itu? Bisa menimbulkan persoalan baru yaitu saling merebut hak penerima warisan itu, bukan?
Jadi, kita akan berpendapat sementara apa gunanya jadi Pahlawan. Ini pemikiran dapat menjadi polemik di dalam kehidupan masyarakat apalagi untuk mendapatkan gelar pahlawan itu tidaklah semudah pemikiran kita.
Mungkin kita akan kembali merenung sebagai anggota masyarakat suatu bangsa, berapa saja orang-orang yang telah berjasa terhadap bangsa dan negara namun tidak pernah di anugerahi sebagai pahlawan. Berapa saja guru-guru yang hidup susah di pelosok negeri yang telah berjuang mati-matian dan setia mendidik anak-anak sehingga memperoleh pengetahuan sebagai bekal hidup mereka di kemudian hari. Guru-guru ini sering di juluki pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa.Â
Mungkinkah kita sempat memikirkan para ulama yang setiap harinya memberi pendidikan akhlak dan moral yang tinggi bagi generasi muda sehingga generasi ini menjadi orang-orang yang berhati mulia namun para ulama tersebut belum berkesempatan mendapatkan gelar sebagai pahlawan?
Begitu juga mereka mereka yang berjuang menjaga kelestarian lingkungan hidup sehingga masyarakat dapat menikmati suatu ekosistem yang serasi dan asri serta nyaman telah mendapatkan penghargaan atau gelar pahlawan lingkungan hidup?
Nah di era kini kita mungkin perlu memikirkan gagasan atau ide bagaimana gelar pahlawan itu diberikan kepada individu yang masih hidup dan benar benar memberikan dirinya bagi kepentingan kehidupan masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara, mereka adalah individu yang teruji kesetiaannya akan kecintaan terhadap bangsa dan negara serta berjiwa nasionalisme yang tinggi.
Kita dituntut menjadi pahlawan bagi masyarakat sekitar kita terutama menjadi pahlawan bagi keluarga kita masing-masing. Perjuangan sebuah keluarga untuk berupaya mensejahterakan keluarga (isteri dan anak-anak) bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan suatu perjuangan.
Nah, catatan diatas adalah sebuah perenungan atau refleksi sekilas di peringatan Hari Pahlawan 2019.
Saya selalu ingat apa yang pernah diungkapkan Bung Karno "Suatu bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai dan menghormati jasa para pahlawannya".
Kata pahlawan berasal dari bahasa sansekerta phala-wan artinya orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama. Juga orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tertinggi di Indonesia, gelar anumerta ini diberikan Pemerintah Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik--perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.
Pahlawan Nasional terbaru yaitu Roehana Koeddoes, Himayatuddin Muhamad saidi, Sarjito, Abdul kahar Mudzakkir, Alexander Andries Maramis dan Masjkur, pada 8 Nopember 2019 para ahli waris menerima penganugerahan gelar di Istana Negara jakarta oleh Presiden Joko Widodo. Keenam tokoh bangsa ini menambah jumlah Pahlawan Nasional menjadi 170 pria dan 15 wanita.
menjadi Pahlawan Nasional diperlukan suatu proses atau tahapan dan di godok di Kementerian Sosial oleh suatu Dewan Gelar yang terdiri 2 akademisi, 2 orang dari latar belakang militer dan 3 orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar. Ada 7 kriteria yang di nilai terhadap individu yang di usulkan memperoleh gelar Pahlawan Nasional.Â
Nah, saya anggap penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini penting dan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk tetap setia dan memberikan yang terbaik untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Perlu dikembangkan penganugerahan gelar Pahlawan Pembangunan untuk individu yang pernah berjasa membangun daerah provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia. Pahlawan Lingkungan Hidup, pahlawan kebudayaan dan pahlawan Seni.
Mungkin juga di Kompasiana ada pemberian gelar pahlawan kompasiana yaitu kompasianer yang telah berjasa mengembangkan kompasiana menjadi lebih berkembang dan dicintai para kompasianer terutama kompasianer yang setia dan telah lebih dahulu meninggalkan kita. Ini hanyalah sebuah pemikiran dan dalam Kompasianival 2019 berkaitan di hari pahlawan sediakan waktu sejenak hening cipta untuk mengenang kompasianer yang telah mendahului kita.
Jadi, menjadi Pahlawan itu ada faedahnya dimana kita tetap dikenang sepanjang masa dari generasi yang satu ke generasi selanjutnya. Jadilah manusia yang setia terhadap bangsa dan negara dan berikanlah prestasi dirimu bagi bangsa dan negara termasuk bagi rumah besar kita bersama: Kompasiana.
Selamat Hari Pahlawan!
Jayalah Indonesia Maju, viva Kompasiana.
Manado, 10112019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H