Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Sosok Pierre Andreas Tendean Sang Pahlawan Revolusi

29 September 2019   19:21 Diperbarui: 29 September 2019   19:23 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto-foto Pierre Andreas Tendean(sumber:youtube.com)

Siapa yang tidak mengenal Pierre Andreas Tendean? Sosok tampan yang menjadi salah satu korban peristiwa G30S-PKI di Lobang Buaya bersama 6 perwira TNI Angkatan Darat pada 30 September 1965 lalu. Ya akibat perbuatan biadab mereka yang menamakan diri gerakan 30 September ini, Pierre Andreas Tendean ditemukan telah menjadi mayat di satu sumur tua didaerah bernama Lubang Buaya.

Seandainya Pierre Andreas Tendean pulang ke rumah menemui ibunya yang berhari ulang tahun tepat tanggal 30 September atau beliau tidak menyebutkan dirinya "Saya Nasution" ketika para penculik di tugaskan menculik jenderal Abdul Haris Nasution malam itu, mungkin peristiwa tragis ini tidak akan terjadi.

Namun fakta yang terjadi, Pierre  Andreas Tendean tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia sebagai salah satu dari 7 Pahlawan Revolusi . berdasarkan SK Presiden RI No 111/KOTI/Tahun 1965, tanggal 5 Oktober 1965. Gelar Pahlawan Revolusi di anugerahkan kepada kapten CZI TNI Anumerta Pierre Andreas Tendean atas jasanya kepada negara.

Nah, sebagai warga negara dari suatu bangsa yang besar se yogyanya kita diajak untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan tersebut. Bung Karno pernah berkata "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tau menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawannya".

Sejenak kita mengenang sosok seorang Pahlawan Revolusi bernama Pierre Andreas Tendean.

Pierre Andreas Tendean, dilahirkan di Jakarta 21 Februari 1939 dari ayah bernama Dr.A.L. Tendean (berdarah Minahasa) dan ibu bernama Maria Elisabeth Cornel (wanita keturunan Belanda-Perancis).

Pendidikan yang pernah ditempuh Pierre, yaitu SD di Magelang, SMP dan SMA di Semarang, Akademi Teknik Angkatan Darat (1958),  Akmil Jurtek (1962) dan Sekolah Intelejen.

Dalam menjalankan tugasnya, Pierre pernah menjadi Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan. Ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia (Dwikora), Pierre di kirim ke garis depan. Sebelum gugur, Pierre menjadi ajudan atau pengawal pribadi Jenderal Abdul Haris Nasution.

Beberapa catatan menarik tentang sosok Pierre Andreas Tendean, yaitu:

Dia memiliki wajah yang rupawan. Namun ketampanan ini tidak serta merta menjadikannya sosok yang play boy dan dia hanya setia pada Rukmini Chaimin, gadis pilihannya. 

Dia dikenal sosok yang hangat dan ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun