Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pak BJ Habibie Sang Jenius

12 September 2019   08:35 Diperbarui: 12 September 2019   10:08 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awan kelabu menghias angkasa Indonesia ketika mendengar kabar dukacita, bapak BJ Habibie telah meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta rabu 11 September 2019, jam 18.05 WIB dalam usia 83 tahun.

Berita dukacita ini menggema ke seluruh pelosok negeri dan diberitakan lewat berita nasional baik melalui siaran langsung tv nasional, media cetak dan media sosial se jagat, termasuk artikel-artikel rekan kompasianer di Kompasiana.

Pemerintah menetapkan sejak tanggal 11-14 September 2019 sebagai hari berkabung nasional dan warga diwajibkan memasang bendera merah putih setengah tiang.

Bangsa Indonesia dan bahkan masyarakat dunia wajar merasa kehilangan seorang tokoh dan figur yang fenomenal dan jenius ini.

Sebagai kompasianer, saya tidak mengenal secara langsung bapak BJ Habibie. Saya hanya mengenal beliau dari pemberitaan media dan buku-buku nya serta artikel-artikel yang pernah di tulis tentang beliau.

Saya anggap BJ Habibie sebagai sosok pribadi jenius dan fenomena bagi bangsa Indonesia. Dalam catatan yang saya himpun, sebagai ilmuwan, beliau menemukan Habibie Theory, Habibie Factor, Habibie Method, dan 64 hak paten di bidang aeronautika. Ini suatu prestasi yang luar biasa dari seorang manusia dan manusia itu seorang yang berasal dari Indonesia.

Sebagai insinyur, beliaulah orang pertama di dunia yang mendesain pesawat turboprop dan teknologi "fly by wire" dan pesawat "vertical take-off and landing". Luar biasa. Jenius.

Ketika menjabat Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), beliau memimpin pembangunan hampir seluruh industri teknologi serta lembaga kajian sains dan teknologi di Indonesia.

Sebagai ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), beliau mempopulerkan konsep IPTEK-IMTAK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-Iman dan Takwa).

Tatkala menjadi Presiden RI ke 3, beliaulah yang membuka keran demokrasi Indonesia yang tersumbat selama 32 tahun. Lewat sistim Ekonomi Pasar Sosial, beliau mampu meloloskan Indonesia dari krisis moneter 1998.

Sebagai seorang kepala keluarga, beliau telah menunjukkan kepada kita bagaimana tanggung jawab terutama rasa kecintaannya kepada keluarga, isterinya terutama dan anak-anaknya, semuanya itu sudah kita ketahui bersama. Kecintaan terhadap keluarga ini diaktualisasikan beliau pula kepada bangsa dan negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun