Jas Merah adalah istilah yang populer di negeri ini. Semua kita pasti mengetahui makna singkatan nya yaitu Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah dan juga Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Istilah ini di populer kan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno.
Indonesia sebagai bangsa yang besar perlu menghayati dan memahami sejarah perjuangan bangsa ketika para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raga merebut kemerdekaan dari kaum penjajah. Tanpa jasa mereka itu kita tidak akan menikmati suasana kemerdekaan saat ini.
Jas Merah menjadi istilah yang memotivasi kita untuk mengisi kemerdekaan dengan membangun bangsa dan negara serta jangan melupakan dan meninggalkan hakikat dasar perjuangan yang sudah diletakkan dalam komitmen yang termaktub dalam filosofi Pancasila, UUD 1945 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jas Merah ini selalu mengingatkan bangsa kita akan komitmen nasional tetap memelihara semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Â Setiap upaya pihak tertentu untuk melakukan tindakan memecah belah bangsa akan selalu di tentang dan tidak boleh dikembangtumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di negeri ini.
Baca juga: Belajarlah dari Sejarah dan "Jas Merah"
Harus diakui bahwa hingga kini bangsa kita diperhadapkan selalu dengan tantangan berat dari pihak pemecah belah  yang agaknya tidak ingin melihat bangsa kita maju. Isu SARA masih menjadi alat pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dalam membangun.  Inilah yang menjadi kewaspadaan nasional yang harus tetap dijaga dan dipelihara oleh kita termasuk mengingat istilah Jas Merah.
Kita patut mensyukuri sebagai bangsa yang besar kita diberikan pemimpin yang tetap setia pada komitmen nasional dalam membangun bangsa Indonesia. Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kala dengan semangat persatuan dan kesatuan membangun dengan semboyan Kerja, Kerja dan Kerja, semangat juang yang tinggi mencapai visi dan misi memajukan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat di mata dunia. Â
Kedua tokoh pemimpin negeri ini dan jajaran nya tetap konsisten dalam menjalankan roda pemerintahan dengan mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan di tengah-tengah tantangan berat pihak yang ingin memecah belah. Tindakan yang perlu di apresiasi dan didukung sepenuhnya oleh seluruh elemen bangsa yang tetap konsisten dengan upaya membangun negeri dengan tetap merajut rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini. Kedua tokoh pemimpin ini tetap berupaya "merobah nasib" bangsa dengan beragam pembangunan yang spektakuler namun tetap mengacu dari kepentingan masyarakat banyak.
Baca juga: Mas Menteri, Bung Karno Dulu Pesan Jas Merah Bukan Jas Hujan
Keberanian mereka membangun infrastuktur yang awalnya ditentang keras namun akhirnya diakui bahwa itu program yang di inginkan rakyat. Faktanya pembangunan jalan tol di negeri ini memperlancar arus transportasi darat yang di manfaatkan banyak orang dan mengurangi tingkat kemacetan saat mudik.
Gebrakan saat ini dari pemerintah adalah pemindahan ibukota negara yang menuai pro dan kontra yang akhirnya di tetapkan oleh Presiden Joko Widodo baru baru ini di provinsi Kalimantan Timur. Keputusan ini sudah melalui perencanaan dan kajian yang matang dan kesimpulan akhirnya ibukota negara harus di pindahkan.